Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan ada tiga poin yang penting dilakukan guna mendorong percepatan transformasi ekonomi nasional, yaitu optimistis, bauran kebijakan (policy mix) dan sinergi.
"Kalau kita kompak, sinergi, gotong royong, dan keroyokan, Insya Allah transformasi ekonomi kita ke depan akan berjalan. Tiga poin mungkin secara cepat yaitu optimis, policy mix, dan sinergi," kata Perry Warjio dalam Seminar Nasional Transformasi Ekonomi untuk Indonesia di Jakarta, Jumat.
Bank Indonesia memandang ekonomi nasional akan tumbuh lambat saat awal pemerintahan. Namun ke depan pertumbuhan itu akan lebih cepat akibat adanya transformasi ekonomi selama hampir lima tahun terakhir.
Perry menyampaikan bahwa tahun ini laju pertumbuhan ekonomi mungkin sedikit di bawah 5,2 persen akan tetapi tahun depan pihaknya optimistis mampu menyentuh 5,3 persen.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mampu menembus angka 6 persen.
"Inflasi akan ke arah 3,0 persen karena confident 2,0 persen dan income per kapita bisa mendekati 6.000 dolar. Saya kira itu yang kita lakukan biar optimis di Bank Indonesia," ujarnya.
Dia menyampaikan agar timbul rasa optimistis, maka Bank Indonesia akan melakukan bauran kebijakan guna mencapai stabilitas harga dan mendukung stabilitas sistem keuangan di dalam negeri.
Instrumen yang digunakan bank sentral adalah melalui kebijakan moneter, makroprudensial, manajemen aliran modal asing hingga sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia terus berupaya menekan inflasi, mengendalikan defisit transaksi berjalan, dan mendukung stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Untuk sisi kebijakan makroprudensial, Bank Indonesia akan terus berusaha memperkuat, menjaga, dan memelihara stabilitas sistem keuangan. Adapun dari sisi keuangan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sistem pembayaran agar efisien, aman, dan lancar.
Perry melanjutkan bahwa Bank Indonesia agak sulit menerapkan kebijakan moneter tahun lalu. Namun, tahun ini pihaknya optimistis mampu menjaga stabilitas moneter dan fiskal.
"Kami telah menurunkan giro wajib minimum dan menurunkan suku bunga 25 basis poin," ujarnya.
"Kami juga sudah memberikan forward guidance bahwa ke depan kita masih ada ruang untuk kebijakan moneter yang akomodatif, baik penambahan likuiditas atau bahkan juga kemungkinan penurunan suku bunga," tambahnya.
Poin yang terakhir tentang sinergi, menurut Perry, meskipun Bank Indonesia independen tapi tetap membangun sinergi yang sangat kuat dengan pemerintah maupun lembaga keuangan lainnya.
"Kawan-kawan saya gubernur bank sentral di negara lain, mungkin iri dengan saya karena mereka dikritik oleh pemerintahnya akibat selalu tidak sama (sejalan), tapi di Indonesia bagaimana mesranya (pemerintah) dengan Bank Indonesia," ungkap Perry.
Berita Terkait
Kiper Timnas Indonesia keluhkan kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf
Jumat, 11 Oktober 2024 12:13 Wib
PINKAN luncurkan buku "Kolintang The Sound of Heaven" populerkan tradisi Minahasa
Jumat, 11 Oktober 2024 12:11 Wib
Protes kepemimpinan wasit di laga Indonesia vs Bahrain, PSSI akan menyurat FIFA
Jumat, 11 Oktober 2024 2:52 Wib
Laga Indonesia vs Bahrain berakhir 2-2 di Grup C Zona Asia
Jumat, 11 Oktober 2024 2:49 Wib
Grup asal Korea TXT sukses konser di Indonesia
Kamis, 10 Oktober 2024 9:42 Wib
Jelang kualifikasi PD 2026, Pelatih Bahrain puji pertahanan timnas Indonesia
Kamis, 10 Oktober 2024 4:02 Wib
Mees Hilgers berharap debut bersama timnas Indonesia melawan Bahrain
Kamis, 10 Oktober 2024 3:59 Wib
27 skuad Indonesia telah lengkap untuk hadapi Bahrain
Rabu, 9 Oktober 2024 5:08 Wib