Manado (ANTARA) - Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai tambah merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan aspek Enviromental, Social, and Governance (ESG).
Ia menuturkan, produk FABA yang dihasilkan tidak hanya memperkuat industri konstruksi, tetapi juga membuka jalan kemandirian ekonomi bagi para warga binaan.
“Ini baru langkah awal. Bersama Kementerian IMIPAS, kami ingin memastikan program ini terus berlanjut, membawa manfaat ekonomi, sosial, dan tentu saja harapan bagi masa depan warga binaan,” pungkasnya.
Nusakambangan Berdaya merupakan program pemberdayaan komunitas di Lapas Nusakambangan dengan memberikan pelatihan pemanfaatan FABA menjadi barang bernilai guna tinggi.
Selain sejalan dengan konsep ESG, pemanfaatan FABA mampu menjadi sumber daya yang potensial dalam pembangunan infrastruktur dan mendukung konsep sirkular ekonomi kerakyatan.
FABA PLN merujuk pada Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yaitu limbah hasil pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero).
PLN secara aktif mengolah FABA sebagai produk bernilai guna tinggi, misalnya sebagai bahan campuran dalam industri konstruksi (semen, beton, paving), pembentukan tanggul, hingga pupuk, yang juga mendukung komitmen pada prinsip ESG dan menciptakan ekosistem ekonomi baru berbasis kerakyatan.

