Sampai Minggu siang, kata Maruli, TNI belum menemukan adanya gelombang atau gerakan yang berpotensi menciptakan kondisi tidak kondusif terkait pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.
"Tetapi tetap punya antisipasi yang profesional, saya kira nanti ada pekerjaan Paspampres juga, ring satu dan ring dua ada, ring tiganya juga ada," kata Maruli di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan pengamanan pelantikan presiden akan dilakukan secara normal layaknya pelantikan seperti periode sebelumnya.
Namun, jika nanti terjadi eskalasi dari gerakan yang mungkin berpotensi mengganggu proses pelantikan maka penambahan personel akan dilakukan dari tiga matra, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
"Ya itu kan sudah biasa kami lakukan berulang-ulang dan saya juga terlibat langsung di balik pelantikan periode sebelumnya," ujar jenderal bintang empat TNI AD itu.
Selain itu, Maruli mengaku belum memiliki informasi lebih lanjut terkait ada atau tidaknya rencana konvoi usai pelantikan yang dilakukan presiden dan wakil presiden.
"Keduanya yang baru dilantik pastinya juga padat jadwalnya setelah pelantikan oleh MPR, sidang, terus ke Istana, masih menerima tamu, jadi saya belum tahu," katanya.
Mengenai jumlah personel TNI saat proses pengamanan pelantikan, Maruli juga belum bersedia mengungkapkan.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024–2029 pada 20 Oktober mendatang di Gedung DPR/MPR.
Setelah itu, Prabowo dan Gibran direncanakan menuju Istana Kepresidenan untuk mengikuti proses pisah sambut dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jelang pelantikan presiden, KSAD: Tambah personel kalau euforia tinggi