Manado (ANTARA) - Sebanyak 106 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Sulawesi Utara yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan ditempatkan ke Jepang untuk bekerja.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah bersinergi sehingga kita bisa melepas tenaga kerja lulusan SMK ke Jepang," kata Gubernur Olly Dondokambey di Anjungan Sulawesi Utara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat.
Program antara Kementerian Ketenagakerjaan dan Pemprov Sulut ini, kata Gubernur, harus diapresiasi karena untuk mempercepat atau mendorong angkatan kerja di Sulawesi Utara dan Indonesia bekerja sambil belajar.
"Kalian yang ditempatkan ke Jepang baru tamat SMK, kalian nanti mapan umur 30 tahun, ada proses belajar dan bekerja, itulah yang akan memproses kalian menjadi orang sukses," katanya.
Gubernur mengatakan, ketika bekerja selama tiga tahun di Jepang dan kembali ke daerah maka akan mendapatkan sertifikat dan jika ingin melanjutkan pendidikan selama setahun, maka akan setara dengan pendidikan sarjana.
"Jadi level kalian bukan pada jenjang menengah atau midlle tapi sudah setara manajer. Sekali lagi ini adalah kesempatan bagus. Karena itu jangan disia-siakan," ajak Gubernur Sulut petahana keduabelas tersebut.
Selama bekerja di Jepang, kata Gubernur, pekerja migran harus fokus supaya bisa membentuk diri lebih maju lagi ke depan.
"Kalau kalian berhasil, maka ini akan menjadi sebuah kebanggaan. Pulang ke Indonesia ikut membawa negara ini semakin maju. Pelajari kultur di sana yang mempunyai semangat untuk maju, dan ketika kembali ke Indonesia atau Manado dapat menjadi contoh sukses bagi generasi muda lainnya," kata Gubernur Olly.
Pemerintah Provinsi Sulut menargetkan sebanyak 1.000 lulusan SMA/SMK yang dilatih dan kemudian ditempatkan ke Jepang. Program ini diharapkan menekan angka pengangguran di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut.*