Jakarta (ANTARA) - Film “Sleep Call” karya Fajar Nugros resmi tayang 7 September 2023 dengan menghadirkan premis cerita seputar fenomena kesepian dan pinjaman daring yang cukup dekat dengan masyarakat Indonesia saat ini.
Melalui penayangan perdananya di Jakarta, Rabu (6/9), Fajar dan tim produksi lumayan berhasil meramu film suspense thriller tersebut menjadi tontonan menarik untuk disimak. Tidak sebatas menghadirkan rasa tegang, film “Sleep Call” juga memadukan unsur pembelajaran yang penting menjadi perhatian, yakni edukasi seputar bahayanya pinjaman daring dan bertukar pesan dengan orang tidak dikenal tanpa mengetahui latar belakangnya.
“Banyak orang berpikir melihat hantu menyeramkan. Ada banyak hal sebenarnya yang bisa bikin orang ketakutan, makanya orang berdesakan, jarang berbagi karena mereka ketakutan akan sesuatu,” kata Fajar.
Film “Sleep Call” mengisahkan seorang mantan pramugari bernama Dina (Laura Basuki). Namun, keadaan berubah saat ia harus menghidupi ibunya yang sedang sakit, hingga ia nekat meminjam uang dalam jumlah besar di sebuah perusahaan pinjaman daring ilegal.
Naas, ia tidak mampu membayar utangnya dan dipecat sebagai pramugari dari perusahaan lamanya karena teror dari perusahaan pinjaman daring tersebut. Dina pun memutuskan untuk bekerja di perusahaan pinjaman ilegal itu sembari membayar utangnya.
Di tengah kegelisahan hidupnya, Dina mencoba menggunakan aplikasi kencan yang disarankan oleh teman kantornya. Dari sini, Dina menemukan kembali semangat hidup karena melalui aplikasi tersebut, ia rutin berinteraksi melalui panggilan video dengan seorang pria asing bernama Rama (Juan Bio One).
Setiap harinya, Dina akan melakukan panggilan video (video call) sebelum tidur dengan Rama. Mulanya, hubungan mereka hanya sebatas bertukar cerita biasa.
Lambat laun, hubungan panggilan video tersebut berubah menjadi hubungan yang lebih intens dan semakin dalam. Dina pun semakin bergantung dengan Rama dan mulai mencemaskan banyak hal kembali.
Di sisi lain, Dina sedang didekati oleh atasannya dan perasaan tidak nyaman pun muncul dari dirinya. Dina semakin bimbang, apakah harus melanjutkan hubungan nyamannya dengan Rama, seseorang yang hanya dikenalnya via dunia maya atau melanjutkan hidupnya sesuai realita.
Rasa kesepian di kalangan generasi muda
Premis kesepian yang ditonjolkan dalam film “Sleep Call” menghadirkan sesuatu yang sederhana, tetapi bermakna dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Fajar cukup berhasil “menggodok” rasa kesepian tersebut melalui tokoh Dina dan tokoh-tokoh lainnya.
Rasa kesepian pun mulai marak dialami oleh generasi muda saat ini, meskipun perkembangan teknologi modern yang menghubungkan satu sama lain sudah semakin berevolusi. Sayang, perkembangan tersebut justru menyebabkan dua sisi yang berbeda, yakni bisa membuat hubungan antarmanusia semakin dekat, atau membuat mereka menjadi kesepian.
“Jakarta ini kota yang sibuk, sampai lupa mengenal satu sama lain,” merupakan penggalan dialog antara Rama dan Dina saat membahas betapa banyaknya orang yang acuh tak acuh satu sama lain.
Padahal, Jakarta merupakan salah satu kota tersibuk di Indonesia. Bukannya semakin mempermudah menjalin hubungan satu sama lain, hal tersebut membuat orang semakin asing dengan lingkungan sekitarnya.
Tidak sebatas pada Jakarta, rasa kesepian dapat dialami oleh siapapun dari kalangan manapun. Saat Dina yang merasa teman-temannya mulai meninggalkannya karena sudah memiliki kehidupan baru, sosok Rama menjadi penyelamat dirinya atas rasa sepi yang menghinggapinya.
Meskipun tidak semua hal baik dilakukan oleh keduanya, bagi mereka rasa kesepian jauh lebih menakutkan dibandingkan harus bertukar sapa via panggilan video. Perlahan, Dina menemukan kembali semangat hidupnya dengan cara yang unik.
Saat menonton “Sleep Call”, penonton akan melihat bagaimana naik-turunnya perasaan Dina saat mengalami rasa kesepian serta masalah yang dialaminya. Adegan kesepian “one frame” Dina cukup banyak ditampilkan dalam film tersebut, sehingga penonton akan lebih intens merasakan rasa sepi yang dialaminya.
Fenomena pinjaman daring
Fenomena pinjaman daring adalah hal yang cukup umum terjadi saat ini. Pasalnya, masyarakat yang lebih konsumtif memicu banyaknya hal dibeli oleh mereka, tetapi kurang mempertimbangkan pendapatan yang dimiliki.
Walhasil, meminjam uang melalui layanan pinjaman daring menjadi solusi tercepat untuk membeli kebutuhan dan keperluan mereka. Walaupun tidak semua peminjam hanya meminjam uang untuk kebutuhan primer semata, tetapi fenomena tersebut menjadi semakin mengkhawatirkan saat orang-orang sudah terjerat utang dengan nominal besar dan melakukan tindakan merugikan.
Dina yang bekerja di layanan pinjaman daring pun mengalami efek negatif dari fenomena tersebut. Tidak hanya dirinya, orang lain kerap bertindak nekat saat lilitan utang semakin sulit untuk dilepaskan.
Berkali-kali Fajar memperlihatkan buruknya melalukan pinjaman daring secara ilegal, sehingga melalui “Sleep Call” diharapkan masyarakat dapat lebih “melek” dengan edukasi finansial nonformal dari karyanya tersebut.
Trauma masa lalu
Dina hanya tinggal berdua bersama ibunya, sebelum sang ibu dirawat di sebuah panti, karena sosok ayah yang seharusnya melindungi mereka, tetapi membuat hidup mereka seperti di neraka. Dalam beberapa adegan kilas balik, Fajar menyelipkan kisah kelam hubungan keluarga Dina tersebut.
Melalui perjalanan panjang yang dialaminya, Dina tumbuh bersama trauma masa lalunya yang kerap datang tanpa peringatan. Ia pun harus mengatasi trauma yang dialaminya seorang diri karena tidak ada lagi tempatnya bersandar.
Namun, semua itu berubah sejak ia mengenal Rama. Perlahan, bayang-bayang trauma masa lalunya lebih jarang dialaminya dan Dina menemukan solusi menenangkan diri melalui teh.
Alih-alih kopi, Rama mengajak Dina untuk menyelami rasa teh lebih dalam dengan menghirup aroma teh saat cemas. Dina pun mulai menggunakan kantong teh celup sebagai sarana untuk menenangkan dirinya.
Unik dan terlihat sederhana. Lagi-lagi ide sutradara Fajar untuk memasukkan kantong teh celup di dalam cerita menjadikan “Sleep Call” semakin unik dan berbeda dari film lainnya.
Sementara itu, film “Sleep Call” telah resmi tayang di bioskop Indonesia sejak 7 September 2023. Namun, film tersebut hanya untuk penonton usia 17 tahun ke atas dan bagi penonton yang tidak dapat melihat kekerasan serta adegan “triggering” lainnya, disarankan untuk meninjau trailer film terlebih dulu serta bertanya dengan ahli psikolog (jika diperlukan) terkait boleh tidaknya menonton film “Sleep Call”.
Film tersebut dibintangi oleh deretan bintang Tanah Air, yakni Laura Basuki, Juan Bio One, Kristo Immanuel, Della Dartyan, Bront Palarae, Rukman Rosadi, dan Rachel Vennya. Film “Sleep Call” disutradarai oleh Fajar Nugros serta diproduksi oleh IDN Pictures.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengulik fenomena kesepian dan pinjaman daring dalam film "Sleep Call"