Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memperkuat optimisme perekonomian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hingga akhir tahun 2023 sesuai dengan yang ditargetkan.
"Untuk memperkuat optimisme perekonomian Sulut, kami bersama ISEI melakukan Diseminasi Laporan Perekonomian Sulut Triwulan I Tahun 2023," kata Kepala BI Sulut Andry Prasmuko, di Manado, Senin.
Dia mengatakan untuk itu saran serta masukan dari akademisi sangat diharapkan untuk menghasilkan kajian yang lebih baik ke depan," katanya.
Andry menjelaskan penyusunan dan publikasi Laporan Perekonomian Provinsi ini merupakan perwujudan peran BI sebagai strategic advisor bagi stakeholders dalam membangun perekonomian dan menjaga stabilitas inflasi Sulawesi Utara, sekaligus sebagai masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan kebijakan moneter, makroprudensial serta sistem pembayaran.
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara ini terbagi menjadi dua bagian yakni, evaluasi triwulan I 2023 dan prospek sepanjang tahun 2023 dengan analisis mencakup kondisi perekonomian secara makro, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia menjelaskan perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I 2023 tumbuh sebesar 5,26 persen (yoy), menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,20 persen (yoy). Catatan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar 5,03 persen (yoy), meskipun pangsa Sulawesi Utara terhadap nasional masih terbatas, yaitu sebesar 0,79 persen.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I 2023 didorong oleh lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran yang tumbuh 10,22 persen (yoy) dengan andil sebesar 1,32 persen (yoy).
Secara umum, perbaikan perekonomian Sulut secara tahunan pada triwulan I 2023 ditopang oleh perbaikan permintaan domestik pasca pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Lebih lanjut, katanya, inflasi Sulawesi Utara yang tercermin dari inflasi Kota Manado dan Kotamobagu triwulan I 2023 meningkat dari triwulan sebelumnya. Inflasi Manado pada triwulan I 2023 sebesar 5,20 persen (yoy), sementara Kotamobagu tercatat inflasi 6,95 persen (yoy). Inflasi di kedua kota tersebut lebih tinggi dari inflasi Nasional triwulan I 2023 yang sebesar 4,97 persen (yoy).
Ketua ISEI Manado Joy Elly Tulung mengatakan saat ini ekonomi Sulut memasuki fase pemulihan akibat Pandemi COVID-19.
Meskipun, katanya, saat ini tengah menghadapi perlambatan ekonomi global akibat akibat perang Rusia-Ukraina. Namun, tetap optimistis ekonomi Sulut triwulan II bisa di angka 5,5 persen hingga 5,6 persen.
Joy mengatakan, di samping sektor pertanian yang selama ini jadi penopang utama perekonomian, pariwisata kembali akan jadi andalan. "Pada triwulan II, belanja pemerintah juga mulai banyak dan ada tahun ajaran baru sekolah dan kuliah," katanya.