Manado (ANTARA) - Animo masyarakat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masuk dalam pasar modal non saham cukup tinggi, terlihat dari pertumbuhan cukup besar.
Kepala BEI Sulut Mario Iroth, di Manado, Senin, mengatakan untuk investor pasar modal baik saham, obligasi maupun reksa dana mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi yakni 15,68 persen secara tahunan.
Dia mengatakan penambahan investor pasar modal sebanyak 8.403 sehingga total investor pasar modal Sulut sampai April 2022 adalah 61.979 investor.
Sebanyak 6.666 investor baru yg membeli efek pasar modal non saham yakni obligasi/sukuk dan reksa dana.
"Salah satu penyebab, karena perbankan juga gencar meningkatkan pendapatan non-bunga dengan menjual produk-produk pasar modal kepada para nasabah perbankan," katanya.
Dia menjelaskan indeks harga saham gabungan (IHSG terus menunjukkan tren penguatan, sehingga instrumen investasi pasar modal ini menjadi salah satu pilihan investor karena dianggap cukup menguntungkan.
Kondisi ini, katanya, tentu saja cukup menggembirakan di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional yang masih terdampak pandemi COVID-19.
"Sehingga edukasi dan sosialisasi akan investasi di pasar modal terus kami lakukan di semua kalangan masyarakat di Sulut," katanya.