Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) secara cepat dan tepat meliputi pemberian obat dan pendampingan terhadap para peternak yang dilakukan secara responsif hampir di semua daerah.
"Saya selaku wakil rakyat terima kasih karena Pak Menteri dalam waktu satu minggu ini dapat menangani penyakit PMK secara cepat. Paling tidak kehadiran Pak Menteri itu memberikan semangat kepada rakyat kita untuk tidak cemas dan tidak ragu dalam menghadapi situasi ini," kata Sutrisno dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sutrisno mengatakan bahwa Menteri Pertanian telah meyakinkan rakyat bahwa penyakit PMK bukanlah penyakit yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Penyakit ini bisa disembuhkan melalui kolaborasi dan sinergitas semua pihak, termasuk pemimpin daerah yang ada di seluruh Indonesia.
"Pak Menteri berkali-kali mengatakan ke publik tidak ada pengaruhnya wabah PMK pada manusia. Tapi manusia bisa jadi penyambung wabah kepada ternaknya. Sekali lagi Pak Menteri terima kasih atas langkah yang cepat sehingga kita di lapangan tidak ragu-ragu dan was-was dengan kehadiran pemerintah," katanya.
Baca juga: Bantul belum temukan ternak yang terjangkit PMK
Meski demikian, Sutrisno meminta agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk melakukan penelusuran dari mana wabah ini berasal. Berikutnya melakukan proteksi di semua kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
"Perlu melakukan pemetaan dari mana sumbernya. Misalnya sapi yang positif PMK di Sumedang dikatakan berasal dari Purwakarta. Oleh karena itu Purwakarta segera dilakukan proteksi. Tentunya ke depan peningkatan pengawasan ini agar benar-benar dilakukan secara cepat," katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa semua sumber daya di Kementan terus bekerja melakukan antisipasi dan proteksi terhadap penyebaran wabah PMK.
"Saya pastikan bahwa semua kekuatan yang ada di jajaran pemerintah khususnya Kementerian Pertanian lebih khusus lagi Dirjen Peternakan terus bergerak untuk mengantisipasi dari suspek PMK itu. Ingat bahwa yang saya sampaikan PMK ada tapi proses penyembuhannya sangat maksimal artinya tingkat kematiannya sangat sedikit," katanya.
Mentan menambahkan, semua kerja keras ini terbukti mampu menekan masifnya penyebaran virus dari kandang ke kandang. Yang terpenting, wabah ini tidak memiliki dampak terhadap kesehatan manusia.
Baca juga: Pemkot Bekasi terbitkan surat edaran cegah PMK hewan
"Oleh karena itu, PMK memang ada tapi PMK dapat disembuhkan dan tidak menular atau bahaya bagi manusia. Yang pasti tidak perlu panik karena semua proses penyembuhannya dilakukan secara luar biasa. Daging PMK bisa dimakan, yang saya paham yang tidak bisa dimakan adalah sekitar mulut, jeroan dan sekitar kepala," katanya.
Berita Terkait
Dokter sebut penyakit kista umum ditemukan pada usia 20 sampai 30-an
Kamis, 5 Desember 2024 7:35 Wib
Karantina tingkatkan kewaspadaan penyakit cacar monyet di Sulut
Senin, 28 Oktober 2024 8:03 Wib
Balai Karantina lakukan pencegahan penyebaran penyakit Babi di Sulut
Senin, 28 Oktober 2024 5:31 Wib
Karantina lakukan penahanan daging celeng cegah potensi penyakit
Kamis, 19 September 2024 5:47 Wib
BPJS Kesehatan ingatkan skriningkesehatan cegah risiko penyakit
Jumat, 13 September 2024 6:37 Wib
Dirjen WHO bahas wabah mpox dengan badan-badan PBB
Jumat, 30 Agustus 2024 5:29 Wib
Balai Karantina Sulut gagalkan pengiriman unggas cegah ancaman penyakit
Selasa, 20 Agustus 2024 22:36 Wib
WHO: Penyakit Mpox sebagai darurat kesehatan yang meresahkan dunia
Kamis, 15 Agustus 2024 9:37 Wib