Manado (ANTARA) - Harga ikan di sentra perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami kenaikan sehingga mendorong daya beli nelayan tetap tinggi di bulan Maret 2022.
"Komoditi penangkapan ikan di laut yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah jenis ikan Gutila, Terbang, Tenggiri, Tandipan, Roa, Teri, Kembung dan Kakap," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra, di Manado, Jumat.
Asim mengatakan selain budidaya penangkapan ikan yang naik juga budidaya air tawar dipengaruhi oleh naiknya harga pada Ikan Mujair dan Nila.
Dia menjelaskan naiknya harga ikan ini mendorong Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan subsektor perikanan (NTNP) turun 0,49 persen menjadi 105,48 di bulan Maret dibandingkan dengan bulan Februari yang masih 106,00.
"Walaupun mengalami penurunan nilai namun masih berada di atas angka 100 sehingga daya beli nelayan masih tinggi," katanya.
Penurunan NTNP disebabkan oleh kecepatan kenaikan nilai Ib yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan It. Nilai It naik 0,13 persen diikuti Ib yang juga naik sebesar 0,62 persen. Pada Indeks pembentuk It, Indeks Perikanan Tangkap naik 0,09 persen dan Indeks Budidaya naik mencapai 0,56 persen. Nilai NTUP cenderung stagnan, dari 109,81 di bulan Februari menjadi 109,80 pada bulan Maret.
Nilai Tukar Nelayan perikanan tangkap (NTN) turun 0,49 persen, pada bulan Februari masih 106,83 menjadi 106,31 di bulan Maret. Menurunnya Nilai NTN disebabkan oleh kenaikan Ib sebesar 0,59 persen sementara It juga naik dengan porsi yang lebih kecil, hanya 0,09 persen. Naiknya It berasal dari kenaikan Indeks Penangkapan di Laut sebesar 0,21 persen.
Sementara kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,98 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen. Berlawanan dengan NTP, nilai NTUP di subsektor ini terjadi kenaikan 0,07 persen; sebelumnya masih 111,02 menjadi 111,10 di bulan Maret.
Kemudian, Nilai Tukar Pembudidaya Ikan atau NTPi di bulan Maret turun 0,47 persen dan menjadi 96,40, dibandingkan dengan bulan Februari yang masih 96,85. Turunnya NTPi disebabkan oleh kenaikan Ib yang mencapai 1,04 persen, sementara It juga naik dengan porsi yang lebih kecil, hanya 0,56 persen. Kenaikan It hanya berasal dari Indeks Budidaya Air Tawar sebesar 0,58 persen.
Kenaikan Indeks Budidaya air tawar dipengaruhi oleh naiknya harga pada Ikan Mujair dan Nila. Sementara naiknya Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks BPPBM sebesar 1,25 persen, dan Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,66 persen. Turunnya Nilai NTPi diikuti pula oleh penurunan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) sebesar 0,68 persen dari 96,99 di bulan Februari menjadi 96,33 di bulan Maret.
Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Maret 2022 turun 0,79 persen dan menjadi 110,04 dibandingkan dengan bulan Februari yang masih 110,91.
Berita Terkait
Karantina Sulut periksa 13.657 ekor ikan kerapu siap ekspor ke Hong Kong
Rabu, 17 April 2024 21:13 Wib
Kejari Manado periksa mantan Kepala BKAD, tersangka dugaan korupsi bansos ikan
Jumat, 22 Maret 2024 13:30 Wib
Kejari Manado geledah rumah dua tersangka dugaan korupsi ikan kaleng
Kamis, 14 Maret 2024 9:33 Wib
KP Baladewa-8002 tangkap kapal lakukan pencurian ikan di Laut Sulawesi
Senin, 11 Maret 2024 22:08 Wib
KKP RI tangkap kapal ikan Filipina diduga tangkap ikan secara ilegal
Kamis, 29 Februari 2024 20:16 Wib
ISKINDO Sulut tebar benih ikan di Sungai Tumicakal Minahasa Selatan
Jumat, 12 Januari 2024 21:00 Wib
Kejari Manado tahan mantan Kadinsos tersangka dugaan korupsi ikan kaleng
Rabu, 4 Oktober 2023 20:46 Wib
Penasihat hukum tersangka dugaan korupsi ikan kaleng ajukan penangguhan
Rabu, 4 Oktober 2023 12:37 Wib