Chicago (ANTARA) - Emas menguat tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menembus level psikologis 1.750 dolar AS menjadi bertengger di posisi tertinggi dalam lebih dari sebulan, ketika kemunduran greenback dan imbal hasil obligasi pemerintah AS serta pengulangan sikap kebijakan dovish Federal Reserve mengangkat daya tarik emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 16,6 dolar AS atau 0,95 persen menjadi ditutup pada 1.758,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (7/4/2021), emas berjangka turun 1,40 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.741,60 dolar AS per ounce.
Emas berjangka melonjak 14,2 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.743,00 dolar AS pada Selasa (6/4/2021), setelah naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.728,80 dolar AS pada Senin (5/4/2021), dan terangkat 12,8 dolar AS atau 0,75 persen menjadi 1.728,40 dolar AS pada Kamis (1/4/2021).
"Dolar dan imbal hasil AS turun dan itulah katalis utama saat ini ... jumlah pekerjaan yang cukup tidak mengesankan juga membantu mendorong emas lebih tinggi," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Dan fakta bahwa kami berada di atas 1.750 dolar AS, yang merupakan level teknis penting, menunjukkan bahwa emas memiliki beberapa pijakan untuk melanjutkan kenaikannya."
Dolar merosot ke level terendah lebih dari dua minggu, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS turun, membuat emas lebih menarik dibandingkan dengan investasi alternatif lainnya seperti obligasi.
Klaim baru AS untuk tunjangan pengangguran naik secara tak terduga pada minggu lalu, memberikan dukungan terhadap emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 744.000 orang mengajukan klaim pengangguran baru dalam pekan yang berakhir 3 April, naik dari revisi 728.000 pada minggu sebelumnya dan jauh di atas tertinggi 665.000 klaim baru yang diajukan pada titik terburuk Resesi Hebat pada Maret 2009.
Ini semakin menyoroti komitmen Federal Reserve untuk mendukung ekonomi sampai pemulihannya lebih aman, risalah rapat kebijakan terbaru bank sentral menunjukkan pada Rabu (7/4/2021).
"Emas agak lemah karena orang-orang sangat optimis tentang pemulihan ekonomi dan vaksinasi menyelesaikan pandemi dan The Fed memperkuat pandangan bahwa pandemi belum berakhir," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.
"Ada perlombaan nyata antara varian (virus) dan vaksinasi, dan saat ini varian tampaknya lebih unggul secara global."
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada Kamis (8/4/2021) di webinar tentang prospek ekonomi global yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa bank sentral ingin melihat bukti aktual dari ekonomi yang kuat bahkan sebelum mempertimbangkan untuk menarik kembali sikap kebijakannya yang longgar.
"Kami ingin melihat serangkaian laporan pekerjaan seperti laporan Maret yang kuat," kata Powell. Dia mendesak semua orang Amerika untuk divaksinasi, dengan mengatakan peningkatan kasus COVID baru-baru ini di negara itu merupakan risiko bagi prospek ekonomi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 33,8 sen atau 1,34 persen menjadi ditutup pada 25,585 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 3,5 dolar AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 1.235,4 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Thiery Henry: Prancis harus raih emas sepak bola Olimpiade 2024
Jumat, 12 April 2024 17:10 Wib
Harga emas Antam kembali naik
Rabu, 27 Maret 2024 10:34 Wib
WHDI bangun wanita cerdas menuju generasi emas
Senin, 4 Maret 2024 23:06 Wib
Harga emas Antam hari ini sekitar Rp1.132.000/gram
Selasa, 27 Februari 2024 9:50 Wib
Kemendag sebut perlu transformasi SDM UMKM menuju Indonesia Emas 2045
Minggu, 11 Februari 2024 23:15 Wib
Jelang final Piala Asia: Qatar vs Yordania, kejar tinta emas
Sabtu, 10 Februari 2024 6:36 Wib
Harga emas Antam sekitar Rp1,142 juta/gram
Selasa, 30 Januari 2024 9:16 Wib
"Menggunting" prevalensi stunting di Manado dengan "malendong"
Kamis, 25 Januari 2024 11:07 Wib