Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor bungkil kopra sebanyak 18.300 ton ke India pada triwulan I tahun 2020.

"Bungkil kopra yang diekspor ke India sebanyak 18.300 ton tersebut, mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 3,35 juta dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Darwin Muksin di Manado, Senin.

Dia mengatakan kendati adanya pandemi virus Corona atau COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk India, tapi tidak menurunkan permintaan bungkil kopra dari Sulut.

India semakin berminat pada bungkil kopra asal Sulawesi Utara yang terlihat dari peningkatan permintaan komoditas tersebut oleh para pembeli dari negara itu.

Dia mengatakan kebutuhan pasar India akan bungkil kopra yang cukup banyak tersebut telah mendorong para pengekspor di provinsi tersebut untuk mengirim komoditas unggulan Sulut itu.

India sudah dikenal sebagai pasar potensial bagi bungkil kopra Sulut. Bungkil kopra yang diekspor ke negara tersebut, kata dia, telah melalui proses pengolahan di pabrik. .

"Kebanyakan dalam proses pembuatan minyak kelapa, bungkilnya hanya dibuang begitu saja, padahal mampu memberikan nilai cukup besar bagi petani kelapa maupun daerah," ujar Darwin.

Selama ini, kata dia, banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan bungkil kopra setelah proses pengolahan minyak kelapa, dan ternyata bungkil tersebut diminati pasar India.

Disperindag akan terus memfasilitasi petani kelapa dan pengekspor agar terus berinovasi dengan produk turunan kelapa.

"Produk turunan kelapa jika dikembangkan akan memberikan ratusan produk, namun di Sulut saat ini yang diekspor baru minyak kelapa kasar, minyak goreng, kopra, bungkil, dan tepung kelapa," jelasnya.

Dia mengatakan produk turunan kelapa asal Sulut semakin banyak dengan tujuan ekspor yang terus berkembang. Selain bungkil kopra, juga ada tepung kelapa yang tetap berperan sebagai komoditas ekspor unggulan.

Pengekspor Sulut, katanya, harus meningkatkan pelayanan dan kualitas serta kuantitas produk ekspor Sulut.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024