Manado (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menyatakan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi itu pada Maret 2020 merosot cukup tajam dibandingkan dengan bulan sebelumnya, akibat pandemi virus corona baru (COVID-19).

"Hal ini disebabkan tidak ada lagi tamu yang datang ke Sulut, otomatis berdampak pada 'occupancy rate' hotel pada Bulan Maret 2020 hanya sebesar 33,13 persen, padahal biasanya di atas 50 persen," kata Kepala BPS Sulut Ateng Hartono di Manado, Kamis (7/5).

Apalagi, kata dia, selama Maret 2020, TPK hotel bintang lima di Sulut sama sekali tidak ada atau nol persen.

Dia menjelaskan TPK pada Maret 2020 yang 33,13 persen menurun 10,88 poin (24,72 persen) jika dibandingkan dengan Februari 2020. Secara YoY menurun 32,68 poin (-49,66 persen) dibandingkan dengan TPK Maret 2019.

Menurut klasifikasi bintang, TPK hotel bintang 1 pada Maret 2020 mencapai 43.03 persen dan merupakan TPK tertinggi.

Sementara TPK hotel bintang 3 sebesar 41.49 persen, diikuti hotel bintang 2 sebesar 29.74 persen, hotel bintang 4 sebesar 26.53 persen, dan hotel bintang 5 sebesar nol persen.

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) asing pada hotel berbintang pada Maret 2020 mencapai 4,16 hari, menurun 0,44 poin dibandingkan dengan pada Februari 2020 sebesar 4,60 hari.

Untuk RLMT Indonesia pada Maret 2020 mencapai 2,00 hari menurun 0,01 poin dibandingkan dengan Februari 2020, yaitu sebesar 2,01 hari.

Secara keseluruhan, RLMT pada Maret 2020 sebesar 2,03 hari menurun 0,03 poin jika dibandingkan dengan Februari 2020 yang mencapai 2,06 hari.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024