Minahasa Tenggara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, mengantisipasi ancaman kerugian  nelayan,  karena permintaan ikan di pasar lokal maupun ekspor dikhawatirkan turun, dengan menyediakan gudang beku(cold storage)

"Ini sebagai  langkah antisipasi,  agar nelayan tetap melaut mencari ikan, tidak khawatirkan permintaan turun dampak penyebaran COVID--19. Dengan begitu nelayan atau yang terlibat dalam usaha perikanan tidak merugi," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Minahasa Tenggara Vecky Monigir di Ratahan, Selasa.

Dia menuturkan, Gudang Beku (Cold Storage) berlokasi di PPI Belang.

"Kami menyiapkan Cold Storage kapasitas 30-40 ton untuk menampung hasil tangkapan yang tidak terserap oleh pasar, dan Cold storage ini bisa digunakan secara gratis oleh para nelayan," ujarnya.

Selain itu kata Vecky,  pihaknya mengarahkan para nelayan memaksimalkan pengolahan ikan untuk mengantisipasi banyaknya hasil tangkapan. "Jadi para nelayan atau ibu-ibu kelompok pengolah bisa mengolah menjadi ikan asap, ikan kering, abon, bakso, maupun olahan ikan lainnya. Karena sekarang produk ini juga banyak dicari masyarakat," jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya terus memantau hasil tangkapan maupun harga ikan yang diperjual belikan dalam beberapa hari terakhir.

"Sudah seminggu ini kami melakukan pemantauan harga dan ketersediaan ikan dari tiga kecamatan pesisir yakni Belang, Pusomaen dan Ratatotok, dan hasil pantauan kami harga dan ketersediaan ikan cenderung stabil," katanya.

Sementara itu, untuk perikanan budidaya, menurut Monigir pihaknya tetap melakukan langkah-langkah pembinaan kepada para pembudidaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan air tawar di Kabupaten Minahasa Tenggara.
 

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024