Manado (ANTARA) - Di awal tahun 2020, harga kopra di Sulawesi Utara (Sulut) menyentuh angka Rp8.000 per kilogram setelah sempat terpuruk di tahun sebelumnya seharga Rp4.000-Rp4.500 per kilogram.

"Harga seperti ini (Rp8.000 per kilogram) membuat petani kelapa di Sulut bisa tersenyum dan bersemangat lagi," sebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen di kantor gubernur, Rabu.

Naiknya harga kopra saat ini, tambahnya, karena intervensi dari Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven OE Kandouw.

Ketika harga korpra anjlok, ujar dia, Pemprov Sulut tidak tinggal diam namun terus mencari solusi mengatasi persoalan itu.

Salah satunya dengan mengumpulkan pihak pembeli pada 2018 agar perusahaan membeli kopra petani dengan harga yang layak.

Saat itu, pihak perusahaan berani membeli kopra pada kisaran harga Rp5.000 per kilogram untuk kopra dengan kualitas baik, harganya kemudian terus membaik hingga sekarang.

"Dari harga di kisaran Rp5.000 per kilogram, ternyata terus merangkak naik dan hingga di awal tahun 2020 harga di tingkat petani telah menembus Rp8.000 per kilogram," ujarnya.

Pemprov Sulut, lanjut dia, melakukan upaya lainnya yaitu dengan mengembangkan industri minyak goreng kelapa skala kelompok tani melalui pemberian bantuan mesin produksi.

"Tak dapat dipungkiri bahwa naiknya harga kopra menguntungkan sektor perekonomian Sulut khususnya petani kelapa. Kami terus berharap keadaan ini dapat bertahan bahkan bisa terus naik," katanya.

Pihaknya berharap kelompok petani kelapa di kabupaten dan kota di Sulut terus berinovasi mengolah berbagai produk turunan kelapa lainnya di luar kopra.

"Produk turunan kelapa jika diolah dengan baik akan bernilai ekonomi tinggi, upaya seperti ini juga meningkatkan perekonomian daerah," katanya.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024