Manado (ANTARA) - Navigation (AirNav) Indonesia menilai frekuensi penerbangan rute internasional di Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus mengalami peningkatan.

“Saat ini, ada tujuh penerbangan internasional yang eksis,” ujar General Manager AirNav Indonesia Bandara Samrat Manado, Danan Suseno di Manado, Jumat.

Sebelumnya memang enam penerbangan, namun pada 27 September 2019 Garuda Indonesia meresmikan penerbangan internasional di Manado dengan rute Manado-Davao, Filipina.

Selain Garuda Indonesia, penerbangan internasional juga dilakukan oleh maskapai Lion Air dengan rute Manado ke China, Sriwijaya Air dengan tujuan Manado ke China, serta Silkair dengan rute Manado- Singapura.

Sementara itu,  lanjutnya, secara umum total operasional penerbangan di Bandara Sam Ratulangi rata-rata 60 penerbangan setiap hari,  jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah penerbangan itu turun sekira 20 persen.

Meskipun demikian, pihaknya terus memperbaharui sistem kenavigasian. Salah satunya dengan menghadirkan Instrument Landing System (ILS). ILS ini merupaan fasilitas yang masih terbilang baru di Manado. Fungsinya membantu navigasi pesawat disaat hendak mendarat.

“Di Manado sudah dilengkapi alat navigasi instrument landing system untuk membantu pilot saat mendarat dalam keadaan cuaca buruk,” paparnya.

Dia menjelaskan, ILS memiliki teknologi yang memandu pesawat dalam dua dimensi yakni horisontal dan vertikal.

Khusus Manado dan daerah lain mempunyai kontur bukit yang banyak. Tentu hal ini akan membuat pilot takut mendarat saat cuaca kurang bagus. Misalnya hujan segala macam seperti itu.

“Karena kalau pakai alat terbaru ini pilot hanya melihat pada instrumen saja, jadi di luar gelap pun pilot dapat mengikuti apa yang ditunjukan indikator itu. ILS akan dituntun pada arah landasan pacu yang bagus. Dalam hal ini dia tidak melenceng ke kanan dan kiri tidak terlalu tinggi atau rendah,” jelasnya.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024