Manado (ANTARA) - Harga "emas cokelat" julukan untuk komoditas cengkih di sentra perdagangan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan namun tipis di pekan ke empat bulan Juli 2019.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw mengatakan saat ini harga cengkih sebesar Rp77.000 per kilogram yakni naik sedikit dari sesi perdagangan sebelumnya hanya Rp76.000 per kg.

"Pemerintah berharap harga cengkih akan terus naik, dan menguntungkan petani," kata Jenny di Manado, Jumat.

Jenny menjelaskan hal tersebut yang terus didorong oleh pemerintah Sulut, agar harga cengkih di saat panen raya, akan berpihak ke petani.

Pemerintah Provinsi Sulut terus berupaya menjaga harga cengkih di saat panen raya kali ini, agar menguntungkan petani di daerah tersebut.

Jenny menjelaskan Pemerintah Sulut tidak tinggal diam, dalam hal ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey terus mencari cara agar harga cengkih di Sulut tidak anjlok saat produksi melimpah.

"Pemerintah terus mencari terobosan sehingga harga cengkih Sulut dijual dengan harga yang wajar dan menguntungkan petani," jelasnya.

Pemerintah Sulut, katanya, menjalin kerja sama dengan PT Djarum Kudus akan siap membeli cengkih Sulut dengan harga Rp85.000 per kilogram, dan memiliki kadar air 13 persen.

"Kami tahu komoditas cengkih Sulut memiliki ciri khas dan kualitas yang berbeda dengan cengkih di daerah lain," katanya.

Sehingga, katanya, sejumlah perusahaan rokok wajib menambahkan komoditas cengkih asal Sulut dalam setiap produknya, karena memiliki kekhasan tersendiri.

Saat ini kebutuhan cengkih secara nasional ada sebesar 120.000 ton. Sedangkan luasan lahan cengkeh yang ada di Sulut sekira 50.000 hektare.

Harga cengkih di sentra perdagangan Kota manado dan sekitarnya dikisaran Rp77.000 per kg, harga ini turun cukup tajam dibandingkan sesi perdagangan beberapa waktu lalu dari Rp200.000 per kilogram turun lagi menjadi Rp100.000 per kilogram.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024