Manado (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, menggelar diskusi memperingati hari kebebasan pers sedunia dan May Day, dihadiri anggota dan pers mahasiswa. 

"Kebebasan pers itu bukan hadiah tapi hasil sebuah perjuangan karena muncul sebagai hasil perlawanan pers yang  ditekan pemerintah orde baru," kata Ketua Majelis etik AJI Manado Yoseph Ikanubun, yang bertindak sebagai pembicara, di diskusi yang digelar di sekretariat AJI Manado itu.   

Dalam diskusi yang bertemakan “Jurnalis Sejahtera, Pers Bebas”, di Sekretariat AJI Manado,  Yoseph Ikanubun mengatakan, 
kemerdekaan Pers bukanlah hadiah dari siapapun termasuk dari pemerintah. Kemerdekaan pers, kata dia, harus direbut kembali mengingat sekarang ini, terbelenggu dengan banyak kepentingan termasuk dari internal perusahaan media.

"Kalau di tempat lain kebebasan media terbelenggu karena tekanan-tekanan dari luar maka di Sulawesi Utara khususnya di Manado lain lagi justru datang dari dalam atau internal perusahaan media karena keterikatan kontrak dengan pemerintah atau pihak lainnya,"  kata Yoseph. 

Karena itu, dia mengajak seluruh pekerja media untuk mempertahankan kebebasan dengan bekerja mengikuti kode etik jurnalistik dan semua aturan termasuk prinsip cover both side,  sehingga media bisa tetap bebas dalam bekerja. 

Sementara Ketua Serikat Pekerja Lintas Media (SPLM) Fransiskus Talokon  yang menjadi narasumber kedua, mengatakan  jurnalis jangan takut berserikat, justru  harus bersatu melawan ketidakadilan bagi pekerja pers  salah satunya soal kesejahteraan yang jauh dari profesi ini. 

"Jangan sampai (perusahaan) media sejahtera, jurnalis yang merana,” tegas Fransiskus.

Koordinator Bidang Organisasi AJI Manado itupun mengatakan  mendukung usulan dan masukan dari perserta diskusi terkait survei dan kajian upah yang layak untuk jurnalis.

“Sampai sekarang belum pernah ada kajian ataupun survei soal upah layak bagi jurnalis. Ini akan kita perjuangkan,” tambah dia.

 Ketua AJI Manado, Yinthze Lynvia Gunde menyatakan dukungan kepada para jurnalis untuk membentuk serikat pekerja pers di media masing-masing.

“Ayo kita berserikat untuk memperjuangkan hak-hak kita sebagai jurnalis. Baik dalam melakukan kerja jurnalistik, tapi juga soal kesejahteraan. Karena jurnalis sejahtera, pers bebas dalam melaksanakan tugasnya,” tambah dia.

Pewarta : Joyce Hestyawatie B
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024