Manado, (Antaranews Sulut) - Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, menyatakan sebanyak 18.855 jiwa yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor pada 1 Februari 2019 lalu. 

"Korban bencana berasal dari 5.793 kepala keluarga di delapan kecamatan dan 43 kelurahan di Kota Manado," Kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado, Maxmillian Tatahede, melalui staf lapangan, Lee Bawole, di Manado, Senin. 

Lee mengatakan, dari jumlah tersebut empat diantaranya meninggal dunia, dua tertimbun longsor dan dua terseret banjir dan telah dimakamkan sehari setelah pemakaman.  Seorang wanita memeluk anaknya saat dievakuasi di Kelurahan Mahawu, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (1/2/2019). Tim gabungan SAR, Polisi dan relawan mengerahkan puluhan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terperangkap banjir dirumahnya akibat luapan DAS (Daerah Aliran Sungai) Buha yang mencapai ketinggian 2,5 meter.ANTARA SULUT/Adwit B Pramono.

"Empat jiwa yang meninggal, John Duarmas (54) korban longsor, warga Taas lingkungan III, Tikala, Natahlia Lapian (1) juga korban longsor, warga Mahawu Tuminting, kemudian Richard Patabone (5) warga Kombos, Singkil korban banjir dan Hidayat Lahamendu (22) korban banjir warga Bailang lingkungan II, Bunaken ," katanya. 
  
Menurut Lee, selain jumlah korban jiwa, pemerintah juga mencatat ada 819 rumah yang rusak ringan, 20 rusak sedang dan 53 rusak berat. 

Para korban katanya sudah mendapatkan bantuan dari dari pemerintah, terutama korban jiwa mendapatkan dukungan moral langsung dari waloi kota dan wakil wali kota.  Warga Kota Manado yang terdampak banjir dievakuasi menggunakan perahu karet (foto: Atwit Pramono) (1) (1/)

"Selain itu, yang meninggal dapat bantuan tunai dari Kemensos dan santunan duka dari pemerintah kota Manado, sebesar Rp2,5 juta bagi ahli warisnya," katanya. 

Selain itu, warga yang tinggal di pengungsian mendapatkan bantuan makanan siap saji dari pemerintah lewat BPBD dan Dinas Sosial serta para donatur lainnya seperti perbankan dan lembaga swadaya masyarakat.*** 

 
 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024