Manado, (Antaranews Sulut) - Pemerintah kota (Pemkot) Manado, resmi mengembangkan energi dari kotoran sapi, untuk menghasilkan tenaga listrik di daerah tersebut.
"Kotoran sapi diubah menjadi energi listrik dengan kemampuan lima kilowat, yang akan digunakan untuk keperluan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Manado, Ir. Nolfie Talumewo, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, proyek tersebut resmi diluncurkan awal pekan ini, dan diserahkan kepada Pemerintah Kota Manado untuk dikelola agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat.
Nolfie menjelasakan, bantuan dari Taiwan untuk pengembangan proyek energi biomasa tersebut, berupa peralatan yang langsung diberikan kepada dinas pertanian perikanan dan kelautan.
"Sedangkan untuk lainnya yakni bangunan adalah anggaran dari pemerintah kota dalam APBD senilai Rp100 juta di wilayah Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan untuk kotoran sapi berasal dari rumah potong hewan (RPH) Bailang dan setiap hari selalu ada karena ada banyak sapi di tempat itu.
Apalagi katanya, bukan hanya kotoran sapi saja yang bisa digunakan untuk itu tetapi juga limbah pertanian lainnya sehingga bisa menggantikan kotoran sapi jika memang sedang tidak ada.
Nolfie mengatakan, pihaknya berharap kedepan hal tersebut bisa terus dikembangkan sehingga bisa menambahkan kemampuan energi listrik di wilayah tersebut.***
"Kotoran sapi diubah menjadi energi listrik dengan kemampuan lima kilowat, yang akan digunakan untuk keperluan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Manado, Ir. Nolfie Talumewo, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, proyek tersebut resmi diluncurkan awal pekan ini, dan diserahkan kepada Pemerintah Kota Manado untuk dikelola agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat.
Nolfie menjelasakan, bantuan dari Taiwan untuk pengembangan proyek energi biomasa tersebut, berupa peralatan yang langsung diberikan kepada dinas pertanian perikanan dan kelautan.
"Sedangkan untuk lainnya yakni bangunan adalah anggaran dari pemerintah kota dalam APBD senilai Rp100 juta di wilayah Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan untuk kotoran sapi berasal dari rumah potong hewan (RPH) Bailang dan setiap hari selalu ada karena ada banyak sapi di tempat itu.
Apalagi katanya, bukan hanya kotoran sapi saja yang bisa digunakan untuk itu tetapi juga limbah pertanian lainnya sehingga bisa menggantikan kotoran sapi jika memang sedang tidak ada.
Nolfie mengatakan, pihaknya berharap kedepan hal tersebut bisa terus dikembangkan sehingga bisa menambahkan kemampuan energi listrik di wilayah tersebut.***