Minahasa Tenggara, (Antaranews Sulut) - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) James Sumendap menyatakan mempunyai hitung-hitungan sendiri terkait kontestasi pemilihan wali kota (Pilwako) Manado.
Dalam pesan singkat yang disebarkan politisi yang mempunyai julukan 'gladiator' tersebut menerangkan perhitungannya tersendiri.
"Dengan segalah alasan dan pertimbangan, bahwa tahapan Pilkada serentak tahun 2020 dan 2024, dari perhitungan matematika ini tidak menguntungkan, karena otomatis pemenang pilkada 2020 hanya sampai 4 tahun karena 2024 harus Pilkada serentak lagi," katanya.
Namun dia pun memaklumi hiruk pikuk menjelang kontestasi Pilwako Manado 2020 mendatang, dan menghargai serta menghormati sikap dari berbagai pihak dalam perebutan kursi orang nomor satu di ibukota Sulawesi Utara tersebut.
"Akhir-akhir ini terjadi hiruk pikuk calon wali kota. Dengan ini saya tegaskan bahwa saya menghargai dan menghormati baik yang mendukung maupun tidak mendukung dalam pencalonan pada Pilkada 2020 di Kota Manado," kata Bupati yang menjadi calon tunggal pada Pilkada Minahasa Tenggara.
Ia pun mengungkapkan rasa setianya terhadap komitmen bersama dengan sejumlah partai politik yang telah memberikan dukungan baginya pada Pilkada Minahasa Tenggara 2018.
"Lebih penting lagi bagi saya bahwa, dengan rasa cinta dan tanggung jawab saya di mana partai-partai telah mendukung saya dan rakyat Minahasa Tenggara yang telah memilih saya," katanya.
Terkait hal tersebut, dalam bagian akhir pesan singkat eks anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dua periode tersebut menyatakan sikap tidak mempunyai niat maju pada Pilwako Manado 2020.
"Saya tegaskan/nyatakan memang tidak berniat untuk maju pada Pilwako Manado 2020. Inilah politik demikian bunyinya terima kasih. WA (WhatsApp) ini adalah bagian dari surat resmi saya, Merdeka," tutupnya.***2***
Dalam pesan singkat yang disebarkan politisi yang mempunyai julukan 'gladiator' tersebut menerangkan perhitungannya tersendiri.
"Dengan segalah alasan dan pertimbangan, bahwa tahapan Pilkada serentak tahun 2020 dan 2024, dari perhitungan matematika ini tidak menguntungkan, karena otomatis pemenang pilkada 2020 hanya sampai 4 tahun karena 2024 harus Pilkada serentak lagi," katanya.
Namun dia pun memaklumi hiruk pikuk menjelang kontestasi Pilwako Manado 2020 mendatang, dan menghargai serta menghormati sikap dari berbagai pihak dalam perebutan kursi orang nomor satu di ibukota Sulawesi Utara tersebut.
"Akhir-akhir ini terjadi hiruk pikuk calon wali kota. Dengan ini saya tegaskan bahwa saya menghargai dan menghormati baik yang mendukung maupun tidak mendukung dalam pencalonan pada Pilkada 2020 di Kota Manado," kata Bupati yang menjadi calon tunggal pada Pilkada Minahasa Tenggara.
Ia pun mengungkapkan rasa setianya terhadap komitmen bersama dengan sejumlah partai politik yang telah memberikan dukungan baginya pada Pilkada Minahasa Tenggara 2018.
"Lebih penting lagi bagi saya bahwa, dengan rasa cinta dan tanggung jawab saya di mana partai-partai telah mendukung saya dan rakyat Minahasa Tenggara yang telah memilih saya," katanya.
Terkait hal tersebut, dalam bagian akhir pesan singkat eks anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dua periode tersebut menyatakan sikap tidak mempunyai niat maju pada Pilwako Manado 2020.
"Saya tegaskan/nyatakan memang tidak berniat untuk maju pada Pilwako Manado 2020. Inilah politik demikian bunyinya terima kasih. WA (WhatsApp) ini adalah bagian dari surat resmi saya, Merdeka," tutupnya.***2***