Manado, 27/7 (Antara) - Legislator Bara Krishna Hasibuan, wakil rakyat Dapil Sulawesi Utara, Jumat sore, menggelar sosialiasi pilar kebangsaan di Kota Manado.
"Negara Indonesia didirikan para bapak bangsa dengan Pancasila sebagai dasarnya, yang menjadi pandangan hidup bangsa, falsafah, pedoman sekaligus menjadi sumber dari segala dumber hukum," kata Bara Hasibuan, dalam sosialisasi, di Istiqlal, Wenang, Manado, Jumat.
Anggota komisi VII DPR-RI itu, mengatakan, Indonesia didirikan para bapak bangsa yang berasal dari beragam suku, agama dan bahasa, karena itulah, maka sila pertama disebutkan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan berdasar agama tertentu.
Karena itu dia mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang warganya percaya pada Tuhan, tetapi bukan negara agama, dan tidak berdasar pada satu agama tertentu saja, tetapi membebaskan penduduknya menganut agama yang diyakini dan dipercayai.
"Kemudian kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Selain itu, Bara Hasibuan juga menjelaskan mengenai UUD 1945, NKRI dan bhinneka tunggal ika, yang pada intinya menyadarkan masyarakat yang hadir dalam sosialisasi tersebut, akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.
Selain menyosialisasikan pilar kebangsaan, Bara Hasibuan, juga menyosialisasikan sejumlah UU kepada para konstituenya yang hadir dalam acara tersebut.
Setelah sosialisasi, dilanjutkan dengan dialog, dimana tokoh masyarakat Manado, Ayub Albugis, mempertanyakan mengenai sejumlah hal terkait masalah kelistrikan yang selalu menjadi keluhan, karena seringnya terjadi pemadaman.
Sedangkan pertanyaan mengenai gas elpiji dan keluhan mengenai kelangkaan, serta kebijakan Pertamina yang mengharuskan penggunaan yang berukuran lima kg bagi yang mampu juga mengemuka dalam dialog tersebut.***2***
"Negara Indonesia didirikan para bapak bangsa dengan Pancasila sebagai dasarnya, yang menjadi pandangan hidup bangsa, falsafah, pedoman sekaligus menjadi sumber dari segala dumber hukum," kata Bara Hasibuan, dalam sosialisasi, di Istiqlal, Wenang, Manado, Jumat.
Anggota komisi VII DPR-RI itu, mengatakan, Indonesia didirikan para bapak bangsa yang berasal dari beragam suku, agama dan bahasa, karena itulah, maka sila pertama disebutkan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan berdasar agama tertentu.
Karena itu dia mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang warganya percaya pada Tuhan, tetapi bukan negara agama, dan tidak berdasar pada satu agama tertentu saja, tetapi membebaskan penduduknya menganut agama yang diyakini dan dipercayai.
"Kemudian kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Selain itu, Bara Hasibuan juga menjelaskan mengenai UUD 1945, NKRI dan bhinneka tunggal ika, yang pada intinya menyadarkan masyarakat yang hadir dalam sosialisasi tersebut, akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.
Selain menyosialisasikan pilar kebangsaan, Bara Hasibuan, juga menyosialisasikan sejumlah UU kepada para konstituenya yang hadir dalam acara tersebut.
Setelah sosialisasi, dilanjutkan dengan dialog, dimana tokoh masyarakat Manado, Ayub Albugis, mempertanyakan mengenai sejumlah hal terkait masalah kelistrikan yang selalu menjadi keluhan, karena seringnya terjadi pemadaman.
Sedangkan pertanyaan mengenai gas elpiji dan keluhan mengenai kelangkaan, serta kebijakan Pertamina yang mengharuskan penggunaan yang berukuran lima kg bagi yang mampu juga mengemuka dalam dialog tersebut.***2***