Manado, (Antaranews Sulut) - Korea Selatan (Korsel) menyodok menjadi negara tujuan utama ekspor komoditas nonmigas Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Februari 2018.

"Baru kali ini Korsel menjadi negara tujuan utama ekspor Sulut, biasanya Amerika Serikat, Belanda dan Tiongkok," kata Kepala Bidang Distribusi dan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Marthedy Tenggehi di Manado, Senin.

Marthedy mengatakan posisi teratas negara tersebut berkat nilai ekspor berhasil diraih sebanyak 24,42 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau 32,33 persen dari total ekspor nonmigas daerah tersebut di Februari 2018..

"Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah lemak dan minyak hewani/nabati," katanya.

Dibandingkan dengan Januari 2018 (m-to-m), nilai ekspor ke negara tersebut meningkat hampir tiga kali lipat akibat kenaikan nilai ekspor lemak dan minyak hewani/nabati.

Sementara itu, katanya, Belanda yang sebelumnya menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulut, pada Februari 2018 menempati urutan kedua dengan nilai ekspor yang turun menjadi sepertiganya nilai ekspor nonmigas Januari 2018.

Sebagai pelabuhan laut terbesar di Sulut, lebih dari separuh barang ekspor dikirim melalui Pelabuhan Bitung, namun nilai ekspornya mengalami penurunan (m-to-m), demikian pula dengan nilai ekspor melalui Pelabuhan Amurang bahkan lebih tinggi lagi penurunannya.

Adapun penurunan nilai ekspor nonmigas pada Februari 2018, baik secara m-to-m maupun y-on-y melalui pelabuhan-pelabuhan di Sulut, didorong oleh penurunan nilai ekspor lemak dan minyak hewani/nabati yang hanya dikirim melalui Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Amurang.

Secara keseluruhan pada Februari 2018 nilai ekspor nonmigas Sulut senilai 93,32 juta dolar Amerika Serikat (AS) (m-to-m) dan turun 33,6 persen bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017 (y-on-y).



(T.KR-NCY/B/G004/G004) 19-03-2018 08:51:34

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024