Manado, (Antarasulut) - Ratusan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan GAMKI Sulawesi Utara (Sulut), menguasai kantor DPRD Manado, selama dua ketika menggelar akdi unjuk rasa.
"Kami dari GMKI dari wilayah sepuluh, datang ke sini melakukan solidaritas terhadap penganiayaan yang dilakukan kepada rekan-rekan kami, pada aksi demo waktu lalu," kata koordinator aksi lapangan Trisno Mais, saat berorasi, di gerbang masuk kantor wali kota Manado.
Trisno mengatakan, kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi di rumah rakyat yang ada di Tikala, menuntut agar legislator yang bermasalah diproses hukum.
Perwakilan gerakan mahasiswa Kristen Internasional , Nina Najoan, yang ikut dalam aksi solidaritas itu, menyatakan keprihatinan terhadap aksi kekerasan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi pada 1 Juni 2016 lalu.
"Kami sangat prihatin, seharusnya di negara seperti Indonesia yang sudah menjunjung tinggi demokrasi, tidak seharusnya hal seperti itu terjadi," katanya.
Secara keseluruhan demo yang ikut didampingi para senior mereka untuk menyampaikan tuntutan kepada DPRD Manado agar segera membentuk badan kehormatan, kemudian memberikan tindakan kepada oknum legislator yang menggunakan narkoba.
Kemudian mengecam tindakan kekerasan kepada para aktivis yang menyampaikan aspirasi di depan umum sesuai UUD 1945 pasal 28.
Juga mereka mengecam dan minta agar kepala satuan polisi pamong praja dan sekretaris dewan dicopot, karena kekerasan yang dilakukan staf dan anak buahnya kepada demo mahasiswa.
Demo para mahasiswa tersebut diterima oleh pimpinan DPRD Richard Sualang serta ketua komisi C, Lily Binti, legislator Stenly Tamo, Hengky Kawalo, Lina Pusung, Deasy Roring dan Pingkan Nuah dan Arthur Paat. ***2***
"Kami dari GMKI dari wilayah sepuluh, datang ke sini melakukan solidaritas terhadap penganiayaan yang dilakukan kepada rekan-rekan kami, pada aksi demo waktu lalu," kata koordinator aksi lapangan Trisno Mais, saat berorasi, di gerbang masuk kantor wali kota Manado.
Trisno mengatakan, kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi di rumah rakyat yang ada di Tikala, menuntut agar legislator yang bermasalah diproses hukum.
Perwakilan gerakan mahasiswa Kristen Internasional , Nina Najoan, yang ikut dalam aksi solidaritas itu, menyatakan keprihatinan terhadap aksi kekerasan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi pada 1 Juni 2016 lalu.
"Kami sangat prihatin, seharusnya di negara seperti Indonesia yang sudah menjunjung tinggi demokrasi, tidak seharusnya hal seperti itu terjadi," katanya.
Secara keseluruhan demo yang ikut didampingi para senior mereka untuk menyampaikan tuntutan kepada DPRD Manado agar segera membentuk badan kehormatan, kemudian memberikan tindakan kepada oknum legislator yang menggunakan narkoba.
Kemudian mengecam tindakan kekerasan kepada para aktivis yang menyampaikan aspirasi di depan umum sesuai UUD 1945 pasal 28.
Juga mereka mengecam dan minta agar kepala satuan polisi pamong praja dan sekretaris dewan dicopot, karena kekerasan yang dilakukan staf dan anak buahnya kepada demo mahasiswa.
Demo para mahasiswa tersebut diterima oleh pimpinan DPRD Richard Sualang serta ketua komisi C, Lily Binti, legislator Stenly Tamo, Hengky Kawalo, Lina Pusung, Deasy Roring dan Pingkan Nuah dan Arthur Paat. ***2***