Manado, (Antarasulut) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manado, Rabu sore, menggelar dengar pendapat dengan aliansi masyarakat kawanua peduli toleransi (Makapetor) dan gabungan ormas adat Minahasa serta pemerintah.

"Aliansi Makapetor dan gabungan ormas adat Minahasa, minta pemerintah kota agar tetap konsisten dengan rencana membangun taman wisata religi, bukannya graha seperti yang dibuat sekarang," kata Pimpinan Makapetor, Wellem Kumaunang, dalam dengar pendapat DPRD Manado.

Kumaunang mengatakan, mereka menuntut agar pemerintah menjalankan rencana sejak awal tersebut, karena sejak lahan bekas Kampung Texas tersebut direlokasi Pemkot Manado, lokasi tersebut akan dijadikan sebagai tempat berdirinya lambang toleransi di Manado.

"Di situ katanya akan dibangun miniatur rumah ibadah mulai dari masjid, gereja, pura dan vihara sebagai lambang kerukunan dan toleransi di Manado, kenapa sekarang berubah," katanya.

Mengenai bangunan masjid di tempat itu, Kumaunang mengatakan, tidak akan diganggu karena memang sudah berada di situ, bahkan mereka mengusulkan agar direnovasi menjadi lebih bagus.

Wakil Ketua DPRD Manado, Richard Sualang, minta agar pemerintah menyelesaikan masalah tersebut, karena sudah berkali-kali menjadi masalah, dan masyarakat sudah jenuh mengeluhkan hal tersebut harus ada tindakan jelas dari pemerintah mengenai hal tersebut.

"Sejak awal pemerintah akan menjadikan itu sebagai lokasi wisata religi, jadi harus dilaksanakan jangan dibiarkan menggantung seperti sekarang," katanya.

Wakil Ketua Komisi A, Hengky Kawalo, mengatakan berharap masalah tersebut dapat diselesaikan, kalau memang akan dijadikan sebagai taman wisata religi maka harus direalisasikan, kalau akan diubah harus menunggu aspirasi dari aliansi masyarakat di Manado.

Kepala Bappeda Manado Bart Assa, mengatakan, pihaknya memperhatikan dengan benar semua yang menjadi tuntutan warga, dan akan menyampaikannya kepada wali kota Manado, Vicky Lumentut.

Dia mengakui memang pada awalnya pemerintah merencanakan membangun taman wisata religi, tetapi baru sebatas wacana, kemudian ada usulan membangun masjid tiga lantai tapi mendapatkan penolakan panitia pembangunan masjid, sampai sekretaris panitia diminta mundur, dan pembangunan terhenti, terus menjadi masalah dan baru tahu kalau ada pembangunan, sehingga akan diselesaikan. ***4***









(T.KR-JHB/B/G004/G004) 08-06-2016 21:17:02

Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024