New York, 11/7 (Antara/AFP) - Harga minyak dunia hampir tidak berubah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan tumbuh lebih lambat pada tahun depan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun tipis empat
sen menjadi ditutup pada 52,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Agustus, acuan internasional, naik menjadi menetap di 58,73 dolar AS per barel di perdagangan London, keuntungan 12 sen dari penutupan Kamis.

Badan Energi Internasional, dalam perkiraan pertama untuk 2016, memproyeksi bahwa permintaan minyak global akan tumbuh 1,2 juta barel per hari pada tahun depan, dibandingkan dengan 1,4 juta barel per hari pada tahun ini.

         Sementara IEA mengatakan produksi minyak global tumbuh sebesar 550.000 barel per hari pada Juni sendiri, menjadi 96,6 juta barel per hari, naik rata-rata sebesar 3,1 juta barel dari setahun lalu.

         Mendasari bahwa pasokan dan permintaan tidak sesuai, kata lembaga itu, peningkatan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Juni mencapai tingkat tertinggi tiga tahun sebesar 31,7 juta barel.

         "Neraca penawaran dan permintaan global menunjukkan bahwa laju stok global meningkat bertambah cepat dengan cepat menjadi 3,3 juta barel per hari selama kuartal kedua," kata IEA.

         Di Amerika Serikat, laporan mingguan oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes menunjukkan AS jumlah rig minyak yang beroperasi di AS naik untuk minggu kedua berturut-turut, lima rig, setelah meningkat 12 minggu sebelumnya.

         Laporan tersebut menyatakan penurunan tajam baru-baru ini di pengeboran AS berakhir, sehingga mempertinggi kekhawatiran kelebihan pasokan.

         "Penurunan dalam jumlah rig telah jelas dipercaya sebagai produsen telah mengurangi biaya produksinya," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

    

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024