Manado (ANTARA) - Kegiatan pasar lelang komoditi agro (PLKA) pertama tahun 2024 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mampu menciptakan transaksi produk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah tersebut.

"Dalam PLKA pertama di tahun ini, antusias pelaku UMKM untuk ikut cukup baik," kata Pelaksana harian Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagngan (Disperindag) Sulut Ronald Wowiling, di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan produk yang ditransaksikan dalam PLKA ini yakni gula merah batu sebanyak 800 buah dengan nilai transaksi sebesar Rp29,6 juta.

Kemudian, katanya, kacang sangrai sebanyak 1.000 bungkus dengan transaksi sebesar Rp60 juta, gula semut 500 bungkus dengan nilai Rp12,5 juta dan dodol salak sebanyak 500 bungkus dengan nilai Rp6 juta.

Ia menjelaskan pihaknya berharap semakin banyak UMKM yang memanfaatkan ajang PLKA ini.

Pemerintah, katanya, akan mempertemukan langsung pembeli dan penjual dalam kegiatan PLKA, sehingga bisa mendapat keuntungan lebih besar, dibandingkan harus melalui perantara.

"Kami berupaya agar penjual dalam hal ini petani, nelayan dan UMKM, bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dalam ajang PLKA," katanya.

Ia menjelaskan walaupun nilai transaksi masih sedikit, namun yang paling penting, upaya pemerintah untuk menjembatani akses pasar para pelaku UMKM di Sulut.

PLKA, katanya, akan memutus mata rantai perdagangan yang selama ini cukup panjang, dan merugikan para penjual.

Tahun 2024, katanya, Disperindag akan melakukan empat kali pelaksanaan PLKA.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024