Manado, 30/4 (AntaraSulut) - Volume ekspor perikanan yang diangkut kapal peti kemas Maersk Line mengalami penurunan pada triwulan pertama tahun 2015.

"Penurunan ini dikarenakan moraturium yang dilakukan oleh pemerintah pusat soal larangan transhipment kapal dan larangan lainnya," kata General Manager Trade and Marketing Maersk Line, Muhamad Sofyan, di Manado, Kamis.

Sofyan mengatakan penurunan khusus terjadi pada ekspor perikanan hingga 10-15 persen dari biasanya.

Hal ini terjadi karena banyak perusahaan ikan di Sulut mengalami penurunan produksi di atas 50 persen, sehingga mengganggu kinerja ekspor.

Pengiriman yang dilakukan oleh Maersk Line sekali jalan sekitar 50-80 konteiner, hanya memang sedikit turun karena sektor perikanan.

Kita berharap, pemerintah akan terus mengambil kebijakan sehingga industri perikanan di Sulut bisa berjalan lancar dan normal kembali.

"Sektor perikanan di Sulut mampu memberikan devisa yang cukup besar bagi negara," jelasnya.

Maersk Line, saat ini baru mengangkut produk perikanan dan turunan kelapa.

Pihaknya berharap, dengan adanya layanan Maersk Line dari Pelabuhan Bitung akan menstimulus perdagangan barang ekspor dari wilayah sekitar seperti Ambon dan Maluku.

Maersk Line, katanya, adalah satu-satunya perusahaan pelayaran internasional yang menawarkan langsung dari Pelabuhan Bitung ke Pelabuhan Tanjung Pelepas di Johor Malaysia.***1***



(T.KR-NCY/B/G004/G004) 30-04-2015 20:04:54

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024