Manado (ANTARA) - Pak Ronal, seorang nasabah setia CIMB Niaga, merasa hatinya tersentuh saat mendengar tentang program banknya yang berfokus pada pencegahan stunting di Indonesia. 

Ketika ia mengetahui bahwa ia bisa berkontribusi dengan mudah melalui Octo Mobile hanya dengan memindai QRIS, ia langsung tergerak untuk bertindak.

Di suatu pagi, saat mengikuti sebuah kegiatan CIMB Niaga di salah satu restoran di Manado, Pak Ronal membuka aplikasi Octo Mobile di ponselnya. 

Dengan beberapa sentuhan, ia menemukan pilihan untuk berdonasi dan melihat betapa sederhana prosesnya. Tanpa ragu, ia memindai kode QRIS yang disediakan, menyadari bahwa tindakan kecilnya bisa berdampak besar bagi masa depan anak-anak Indonesia.

Dalam hitungan detik, donasinya terkirim, dan Pak Ronal merasa bangga bisa berperan dalam gerakan besar ini. 

Baginya, teknologi telah membuka pintu untuk berbuat baik dengan lebih mudah, dan ia yakin bahwa langkah kecil ini bisa membawa perubahan nyata bagi banyak orang.

Head of Region Indonesia Timur dan Bali Nusra CIMB Niaga Ahmad S Ilham menyebut PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) telah mengambil langkah berani untuk berkontribusi dalam memerangi masalah gizi buruk dan mencegah stunting di Indonesia, sebuah masalah serius yang berdampak pada masa depan generasi mendatang. 

Melalui inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) yang selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), CIMB Niaga berkomitmen untuk menghapuskan segala bentuk kekurangan gizi di Indonesiapada tahun 2030.

Selama tiga tahun ke depan, CIMB Niaga akan memfokuskan program ini di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah wilayah yang kerap kali menghadapi tantangan gizi buruk.

Dalam upaya ini, CIMB Niaga berkolaborasi dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF), yang telah lama dikenal sebagai organisasi global terdepan dalam penanganan isu-isu anak, termasuk stunting. 

Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan dua entitas besar tersebut, tetapi juga membuka pintu bagi masyarakat luas, nasabah, dan jurnalis untuk ikut serta dalam upaya mulia ini dengan berdonasi melalui Rekening CIMB Niaga Peduli.

Program ini bukan hanya tentang memberi, tapi tentang semangat gotong royong, di mana setiap pihak dari perusahaan besar hingga individu memiliki peran dalam menciptakan perubahan. 

Harapannya, melalui kerja sama ini, kita dapat memberikan dampak nyata dan signifikan dalam mengurangi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.

Lebih dari itu, CIMB Niaga telah menunjukkan konsistensinya dalam memerangi stunting. Sebelumnya, melalui Unit Usaha Syariah (CIMB Niaga Syariah), bank ini telah mencanangkan program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem. Program ini dijalankan bersama Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan Kompas Gramedia Group, menegaskan komitmen CIMB Niaga untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, dengan penuh semangat mengajak semua pihak untuk bersama-sama berfokus pada generasi Z dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Sulut. 

Baginya, generasi muda ini bukan hanya masa depan bangsa, tetapi juga agen perubahan yang mampu membawa dampak signifikan dalam penanganan stunting.

"Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi dan informasi di ujung jari mereka. Kita harus memanfaatkan semangat dan energi mereka untuk mengedukasi dan memimpin kampanye melawan stunting," ujarnya.

Wagub menekankan bahwa pendekatan yang inovatif dan kreatif sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian generasi muda ini. 

Dari media sosial hingga kampanye digital, ia mengajak semua pihak, pemerintah, komunitas, dan sektor swasta untuk merangkul generasi Z sebagai mitra utama dalam perjuangan ini. 

Dengan kolaborasi yang kuat dan semangat gotong royong, Steven Kandouw yakin bahwa bersama generasi Z, Sulawesi Utara dapat menurunkan angka stunting dan menciptakan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi semua anak.

Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan pemutakhiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi Sulawesi Utara, yakni targetnya adalah 19 persen di tahun 2025 dan 5,9 persen di tahun 2045.

Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.

 
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024