Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara Diano Tino Tandaju mengatakan, target angka prevalensi stunting di daerahnya tahun 2024 sebesar 19 persen.
"Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan pemutakhiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi Sulawesi Utara targetnya adalah 19 persen di tahun 2024 dan 5,9 persen di tahun 2045," kata Diano di Manado, Rabu.
Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
Meski terjadi kenaikan, namun angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.
Diano menjelaskan, dari hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 angka stunting saat ini sebesar 21,3 persen atau masih terdapat selisih 2,3 persen dari target prevalensi stunting tahun ini yang harus diturunkan.
"Artinya setiap tahun -tahun 2024-2025- harus terjadi penurunan sebesar 1,15 persen," katanya.
Dia menyebutkan, berdasarkan capaian SKI 2023, terdapat delapan kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting mengalami kenaikan.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menjadi daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Utara yaitu sebesar 33 persen.
Kabupaten Minahasa Tenggara menjadi kabupaten dengan penurunan prevalensi stunting terbesar yaitu 11,5 persen, dari 26,5 persen di tahun 2022 menjadi 15 persen di tahun 2023.
Selanjutnya, Kota Tomohon menjadi satu-satunya kota dengan konsistensi penurunan prevalensi stunting di bawah 14 persen, dari 13,7 persen di tahun 2022 menjadi 10,5 persen di tahun 2023.
Selain Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara juga patut mendapat apresiasi karena menjadi salah satu kabupaten dengan capaian angka prevalensi stunting di tahun 2023 sebesar 10,9 persen atau di bawah target nasional 14 persen.
"Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan pemutakhiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi Sulawesi Utara targetnya adalah 19 persen di tahun 2024 dan 5,9 persen di tahun 2045," kata Diano di Manado, Rabu.
Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
Meski terjadi kenaikan, namun angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.
Diano menjelaskan, dari hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 angka stunting saat ini sebesar 21,3 persen atau masih terdapat selisih 2,3 persen dari target prevalensi stunting tahun ini yang harus diturunkan.
"Artinya setiap tahun -tahun 2024-2025- harus terjadi penurunan sebesar 1,15 persen," katanya.
Dia menyebutkan, berdasarkan capaian SKI 2023, terdapat delapan kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting mengalami kenaikan.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menjadi daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Utara yaitu sebesar 33 persen.
Kabupaten Minahasa Tenggara menjadi kabupaten dengan penurunan prevalensi stunting terbesar yaitu 11,5 persen, dari 26,5 persen di tahun 2022 menjadi 15 persen di tahun 2023.
Selanjutnya, Kota Tomohon menjadi satu-satunya kota dengan konsistensi penurunan prevalensi stunting di bawah 14 persen, dari 13,7 persen di tahun 2022 menjadi 10,5 persen di tahun 2023.
Selain Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara juga patut mendapat apresiasi karena menjadi salah satu kabupaten dengan capaian angka prevalensi stunting di tahun 2023 sebesar 10,9 persen atau di bawah target nasional 14 persen.