Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memberi sinyal adanya peluang membeli kapal selam lainnya selain dari Prancis.
Walaupun demikian, kemungkinan untuk menambah kapal selam itu tergantung pada ketersediaan anggaran.
"Tidak menutup kemungkinan ada lagi tambahan kapal selam dari negara lain di luar ini. Mudah-mudahan kalau ada anggaran," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat.
Akan tetapi, Ali tidak menyebut negara mana yang menarik perhatian TNI AL untuk rencana pembelian kapal selam ke depan selain Prancis.
Terlepas dari itu, TNI AL punya riwayat membeli kapal selam dari galangan kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, yaitu untuk KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. TNI AL juga saat ini diperkuat kapal selam yang dibuat galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yaitu KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404.
Sejauh ini, TNI AL diperkuat oleh empat kapal selam, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405, yang produksinya dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, bekerja sama dengan Daewoo.
Dalam proyeksi postur kekuatan TNI AL 2025–2045, pengadaan kapal selam masih menjadi prioritas karena targetnya TNI AL diperkuat setidaknya oleh 12 kapal selam, mengingat perairan Indonesia yang luasnya mencapai 6,4 juta kilometer persegi.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI secara resmi mengumumkan pembelian 2 unit kapal selam Scorpène® Evolved dari perusahaan Prancis Naval Group yang seluruhnya bakal diproduksi di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/4), menjelaskan bahwa Kemhan RI meneken kontrak pembelian 2 unit Scorpène® Evolved di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada tanggal 28 Maret 2024.
"Kontrak pengadaan submarine class 1800–2800 tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia," kata Edwin.
Kontrak pembelian itu mencakup pengadaan 2 unit kapal selam Scorpène® Evolved full lithium-ion battery (LiB), simulator untuk latihan (training), pelatihan untuk kru kapal, instruktur, dan operator simulator, integrated logistic support, dan material untuk tiga kali misi atau selama 1 tahun.
Kemhan RI, Naval Group, dan PT PAL sepakat produksi 2 unit kapal selam itu seluruhnya dikerjakan di Surabaya, yang merupakan salah satu kerja sama alih teknologi (ToT/offset) dari pembelian kapal selam Naval Group.
PT PAL Indonesia dan Naval Group pada tanggal 12 Desember 2023 telah meneken perjanjian operasi bersama (joint operation agreement) pada tanggal 12 Desember 2023, dan perjanjian kemitraan strategis (SPA) pada bulan Februari 2022.
Jika tahapan pengadaan itu rampung, maka TNI AL mendapat tambahan dua kapal selam, sehingga totalnya menjadi enam kapal selam.
Walaupun demikian, sejauh ini Kemhan RI, Naval Group, dan PT PAL Indonesia, belum mengumumkan detail kontrak, yang di dalamnya mencakup nilai pembelian, tenggat waktu produksi, dan perkiraan waktu kapal selam itu diserahkan ke Kemhan RI dan TNI AL.
Walaupun demikian, kemungkinan untuk menambah kapal selam itu tergantung pada ketersediaan anggaran.
"Tidak menutup kemungkinan ada lagi tambahan kapal selam dari negara lain di luar ini. Mudah-mudahan kalau ada anggaran," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat.
Akan tetapi, Ali tidak menyebut negara mana yang menarik perhatian TNI AL untuk rencana pembelian kapal selam ke depan selain Prancis.
Terlepas dari itu, TNI AL punya riwayat membeli kapal selam dari galangan kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, yaitu untuk KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. TNI AL juga saat ini diperkuat kapal selam yang dibuat galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yaitu KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404.
Sejauh ini, TNI AL diperkuat oleh empat kapal selam, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405, yang produksinya dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, bekerja sama dengan Daewoo.
Dalam proyeksi postur kekuatan TNI AL 2025–2045, pengadaan kapal selam masih menjadi prioritas karena targetnya TNI AL diperkuat setidaknya oleh 12 kapal selam, mengingat perairan Indonesia yang luasnya mencapai 6,4 juta kilometer persegi.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI secara resmi mengumumkan pembelian 2 unit kapal selam Scorpène® Evolved dari perusahaan Prancis Naval Group yang seluruhnya bakal diproduksi di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/4), menjelaskan bahwa Kemhan RI meneken kontrak pembelian 2 unit Scorpène® Evolved di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada tanggal 28 Maret 2024.
"Kontrak pengadaan submarine class 1800–2800 tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia," kata Edwin.
Kontrak pembelian itu mencakup pengadaan 2 unit kapal selam Scorpène® Evolved full lithium-ion battery (LiB), simulator untuk latihan (training), pelatihan untuk kru kapal, instruktur, dan operator simulator, integrated logistic support, dan material untuk tiga kali misi atau selama 1 tahun.
Kemhan RI, Naval Group, dan PT PAL sepakat produksi 2 unit kapal selam itu seluruhnya dikerjakan di Surabaya, yang merupakan salah satu kerja sama alih teknologi (ToT/offset) dari pembelian kapal selam Naval Group.
PT PAL Indonesia dan Naval Group pada tanggal 12 Desember 2023 telah meneken perjanjian operasi bersama (joint operation agreement) pada tanggal 12 Desember 2023, dan perjanjian kemitraan strategis (SPA) pada bulan Februari 2022.
Jika tahapan pengadaan itu rampung, maka TNI AL mendapat tambahan dua kapal selam, sehingga totalnya menjadi enam kapal selam.
Walaupun demikian, sejauh ini Kemhan RI, Naval Group, dan PT PAL Indonesia, belum mengumumkan detail kontrak, yang di dalamnya mencakup nilai pembelian, tenggat waktu produksi, dan perkiraan waktu kapal selam itu diserahkan ke Kemhan RI dan TNI AL.