Manado (ANTARA) - Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hingga Februari 2024 mencapai Rp726,46 miliar atau 13,89 persen dari target 2024.
"Sampai dengan akhir Februari 2024, Pendapatan Negara di Sulawesi Utara secara umum tercatat mengalami pertumbuhan 12,42 persen yoy," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sulawesi Utara Hari Utomo di Manado, Rabu.
Pendapatan Negara ini, katanya, terutama ditopang oleh Penerimaan Perpajakan yaitu sebesar Rp589,57 miliar atau terealisasi sebesar 14,63 persen dari target tahun 2024.
Sedangkan pertumbuhan sebesar 5,55 persen, Penerimaan Perpajakan utamanya disebabkan tumbuhnya Pajak Penghasilan sebesar 15,85 persen.
Ia menjelaskan sampai dengan akhir tahun 2023, Pendapatan Negara terealisasi sebesar Rp5,47 triliun
atau tumbuh 110,53 persen dari target, serta mengalami pertumbuhan 5,29 persen yoy.
Pertumbuhan realisasi Pendapatan Negara sebesar 5,29 persen yoy tersebut didorong oleh peningkatan signifikan pada impor produk minyak mentah dan turunannya, realisasi pendapatan Satker BLU Pendidikan dan Kesehatan, serta pelaksanaan lelang dan piutang negara.
Kontraksi Penerimaan Perpajakan
(-1,24 persen yoy) disebabkan oleh penurunan Penerimaan Pajak Penghasilan dibandingkan periode
yang sama tahun lalu seiring dengan berakhirnya Program Pengungkapan Sukarela (PPS).
"Sampai dengan akhir Februari 2024, Pendapatan Negara di Sulawesi Utara secara umum tercatat mengalami pertumbuhan 12,42 persen yoy," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sulawesi Utara Hari Utomo di Manado, Rabu.
Pendapatan Negara ini, katanya, terutama ditopang oleh Penerimaan Perpajakan yaitu sebesar Rp589,57 miliar atau terealisasi sebesar 14,63 persen dari target tahun 2024.
Sedangkan pertumbuhan sebesar 5,55 persen, Penerimaan Perpajakan utamanya disebabkan tumbuhnya Pajak Penghasilan sebesar 15,85 persen.
Ia menjelaskan sampai dengan akhir tahun 2023, Pendapatan Negara terealisasi sebesar Rp5,47 triliun
atau tumbuh 110,53 persen dari target, serta mengalami pertumbuhan 5,29 persen yoy.
Pertumbuhan realisasi Pendapatan Negara sebesar 5,29 persen yoy tersebut didorong oleh peningkatan signifikan pada impor produk minyak mentah dan turunannya, realisasi pendapatan Satker BLU Pendidikan dan Kesehatan, serta pelaksanaan lelang dan piutang negara.
Kontraksi Penerimaan Perpajakan
(-1,24 persen yoy) disebabkan oleh penurunan Penerimaan Pajak Penghasilan dibandingkan periode
yang sama tahun lalu seiring dengan berakhirnya Program Pengungkapan Sukarela (PPS).