Manado (ANTARA) - PT Infobank Digital Inisiatif Asia (Infobank Digital) member of Infobank Media Group berkolaborasi dengan PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) meningkatkan literasi dan inklusi keuangan mahasiswa di Sulawesi Utara (Sulut).

"Kami menyelenggarakan program literasi road show di kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Klabat (FEB Unklab) Minahasa Utara, Sulawesi Utara," kata

Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik terkait pengelolaan keuangan, serta melakukan pinjaman untuk kegiatan produktif.

Direktur Infobank Digital Apriyani Kurniasih, mengatakan bahwa kegiatan literasi keuangan ini menjadi salah satu concern Infobank Media Group, terutama bagi Gen Z dan mahasiswa.

Melalui kegiatan diharapkan bisa meningkatkan, dan ke depannya akan lebih memajukan industri keuangan.

"Gen Z atau mahasiswa di sini harus memiliki pemahaman yang baik soal bagaimana mengatur keuangan, dan jika pinjam uang harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan," kata Apriyani.

Dekan FEB Unklab Dr Elvis R Sumanti,  mengatakan kegiatan ini menjadi kebanggaan bagi kami mengingat lokasi kami d Indonesia bagian Tengah.

"Saya berharap mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait literasi keuangan. Sehingga setiap mahasiswa nantinya bisa memiliki pemahaman yang lebih baik terkait pengelolaan keuangan dan produk keuangan," katanya.

Kemudian dalam sesi talkshow yang dimoderatori oleh Indrajit Taliwongso, salah seorang dosen FEB Unklab dan menghadirkan pembicara dari AdaKami, Jonathan Krissantosa, selaku Brand Manager AdaKami.

Dalam sesi bincang ini Jonathan menjelaskan soal tentang pentingnya pengetahuan dan pemanfaatan keuangan digital. Di zaman ini masyarakat semakin mudah mengakses layanan dan produk keuangan.

Namun demikian, semakin mudahnya akses justru ada persoalan masyarakat, dalam hal ini Gen Z, juga disajikan dengan tawaran dari keuangan digital ataupun financial technology (fintech) yang ternyata ilegal.

Karena itu, literasi ataupun pemahaman terkait keuangan digital ataupun fintech yang legal maupun ilegal. Selain itu, mahasiswa juga harus memiliki pemahaman dan pengetahuan terkait transaksi maupun aktivitas digital.

"Gen Z ataupun mahasiswa harus memiliki pengetahuan dan pengelolaan keuangan yang baik, serta diiringi dengan pemahaman dan pengetahuan digital yang baik juga. Teman-teman mahasiswa harus tidak bosan untuk mencari pengetahuan dan informasi yang jelas, baik itu melalui website Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas resmi lainnya. Dengan kedua pemahaman ini, mahasiswa akan jauh lebih aman dan nyaman dalam kehidupannya," jelas Jonathan.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,10 persen. Sedangkan, untuk tingkat literasi keuangan syariah sebesar 9,14 persen dan tingkat inklusi keuangan syariah sebesar 12,12 persen.

Rendahnya tingkat literasi keuangan berdampak pada maraknya masyarakat yang terjerat kasus pinjaman online atau gagal bayar pinjamannya di financial technologi peer to peer lending (P2P Lending). Menurut data statistik financial technology (fintech), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2023, peminjam usia muda 19 tahun sampai dengan 34 tahun punya porsi pinjaman sebesar Rp26,9 triliun. Ini 57 persen dari seluruh pinjaman yang diguyur fintech dari total Rp47 triliun.

Jumlah rekeningnya hampir mencapai 11 juta rekening. Lebih mengejutkan lagi anak-anak seusia anak sekolah menengah atas (SMA) atawa Gen Z (usia 8-23 tahun) di bawah 19 tahun mempunyai saldo pinjaman mencapai Rp169 miliar.

Dari data tersebut, Gen Z dan milenial tersebut sudah banyak yang masuk datanya di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) dan kena blacklist, karena gagal bayar.

Karena itu, literasi keuangan juga penting diberikan kepada mahasiswa yang notabene merupakan kaum terdidik. Literasi keuangan tersebut akan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa keperluan meminjam uang atau kredit itu sebaiknya untuk kegiatan produktif, bukan konsumtif.

Selain itu, sangat penting untuk mengedukasi mahasiswa agar hanya menggunakan layanan dari jasa keuangan yang legal terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, termasuk fintech P2P Lending.


Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024