Manado (ANTARA) - Balai bahasa Sulawesi Utara (Sulut), menggelar acara literasi kewirausahaan bagi sahabat hebat Sulut, untuk menginspirasi generasi muda menyelami dunia kewirausahaan, Rabu, di The Sentra Hotel.
"Kewirausahaan dapat mendorong kemajuan suatu negara, karena itu ketika ikatan duta bahasa Sulawesi Utara menyampaikan program ini, kami menyambutnya dengan menggelar acara ini," kata Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara, Januar Pribadi, di hadapan para peserta literasi, Rabu.
Januar Pribadi mengatakan, kewirausahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lain, sehingga memberikan efek positif bagi perekonomian, negara, meskipun saat ini jumlahnya baru sekitar 3,1 persen atau 8.01 juta dari dari total penduduk Indonesia yang berkisar 260 juta jiwa, namun kontribusinya besar, sehingga balai bahasa ikut mendorong bertambahnya wira usaha baru.
Sementara, Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Fernando Butarbutar, yang hadir sebagai pemantik dalam acara tersebut, mengatakan Indonesia sebenarnya sudah masuk dalam kategori negara maju, tetapi karena krisis moneter yang sempat terjadi dan masalah yang dihadapi menyebabkan Indonesia tidak sampai ke target itu.
Dia mengatakan, kunci pokok untuk mencapai cita-cita negara maju, adalah inovasi, infrastruktur yang bagus, birokrasi yang efektif dan sumber daya manusia yang akan membedakan pertumbuhan dipotong masalah, dia mengatakan jika anak muda tidak ada inovasi maka hanya akan menjadi beban bagi negara.
"Jika hanya berpikir instan, maka mimpi menjadi negara maju tidak akan terwujud, semua harus berproses, memang secara historis Sulut selalu diatas nasional, dari dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan IPM semuanya lebih baik dari nasional, tapi ingat IPM dihitung berdasarkan lamanya sekolah, jadi lebih banyak anak Sulut sekolah, dibanding lainnya, tetapi ingat kalau baca statistik angka pengangguran sarjana paling tinggi Sulut, dibandingkan nasional termasuk SMK," katanya.
Balai Bahasa Sulawesi Utara (Sulut) menggelar acara literasi kewirausahaan. (Foto ANTARA/Joice)
Maka dia mengatakan, harus meningkatkan literasi dan kreatifitas dan berwirausahalah, karena BI punya program itu, seperti WUBI dan PUBI.
Sementara Penulis sekaligus Ketua Forum TBM Denpassar, Debby Lukito Geoyardi, mengatakan, literasi wirausaha adalah kemampuan indivisu memahami mengembangkan dan menerapkan konsep bisnis dan wira usaha, inovasi dan bagaimana menangkap peluang dan mendapatkan "cuan", termasuk kemampuan manajemen, dan yang bisa menolong satu individu itu adalah dirinya sendiri.
Perwakilan PLN Wilayah Sulutenggo, Jefry Pangaila, mengatakan, pihaknya tidak hanya mengurus kelistrikan saja, tetapi juga memikirkan perkembangan UMKM sebagai bagian dari tanggungjawab lingkungan. Bahkan saat ini sudah memiliki tempat khusus untuk usaha kecil, di kawasan megamas untuk disediakan bagi UMKM mau mengembangkan usahanya dengan berjualan, bisa menggunakan tempat itu.
Konten kreator Yudistira Sondakh, mengatakan sebagai konten kreator, harus menguasai sebanyak mungkin orang untuk menyelematakan kepuasan. Dan untuk melihat serta menonton hal yang berbeda dan harus yang unik sehingga bisa diperhatikan dan banyak disukai.
Acara tersebut, diisi juga dengan penampilan sanggat sembilan dari SMA 9 Manado, baca pusi oleh duta bahasa Nofikasari Gobel, serta pertunjukan lainnya.
"Kewirausahaan dapat mendorong kemajuan suatu negara, karena itu ketika ikatan duta bahasa Sulawesi Utara menyampaikan program ini, kami menyambutnya dengan menggelar acara ini," kata Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara, Januar Pribadi, di hadapan para peserta literasi, Rabu.
Januar Pribadi mengatakan, kewirausahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lain, sehingga memberikan efek positif bagi perekonomian, negara, meskipun saat ini jumlahnya baru sekitar 3,1 persen atau 8.01 juta dari dari total penduduk Indonesia yang berkisar 260 juta jiwa, namun kontribusinya besar, sehingga balai bahasa ikut mendorong bertambahnya wira usaha baru.
Sementara, Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Fernando Butarbutar, yang hadir sebagai pemantik dalam acara tersebut, mengatakan Indonesia sebenarnya sudah masuk dalam kategori negara maju, tetapi karena krisis moneter yang sempat terjadi dan masalah yang dihadapi menyebabkan Indonesia tidak sampai ke target itu.
Dia mengatakan, kunci pokok untuk mencapai cita-cita negara maju, adalah inovasi, infrastruktur yang bagus, birokrasi yang efektif dan sumber daya manusia yang akan membedakan pertumbuhan dipotong masalah, dia mengatakan jika anak muda tidak ada inovasi maka hanya akan menjadi beban bagi negara.
"Jika hanya berpikir instan, maka mimpi menjadi negara maju tidak akan terwujud, semua harus berproses, memang secara historis Sulut selalu diatas nasional, dari dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan IPM semuanya lebih baik dari nasional, tapi ingat IPM dihitung berdasarkan lamanya sekolah, jadi lebih banyak anak Sulut sekolah, dibanding lainnya, tetapi ingat kalau baca statistik angka pengangguran sarjana paling tinggi Sulut, dibandingkan nasional termasuk SMK," katanya.
Maka dia mengatakan, harus meningkatkan literasi dan kreatifitas dan berwirausahalah, karena BI punya program itu, seperti WUBI dan PUBI.
Sementara Penulis sekaligus Ketua Forum TBM Denpassar, Debby Lukito Geoyardi, mengatakan, literasi wirausaha adalah kemampuan indivisu memahami mengembangkan dan menerapkan konsep bisnis dan wira usaha, inovasi dan bagaimana menangkap peluang dan mendapatkan "cuan", termasuk kemampuan manajemen, dan yang bisa menolong satu individu itu adalah dirinya sendiri.
Perwakilan PLN Wilayah Sulutenggo, Jefry Pangaila, mengatakan, pihaknya tidak hanya mengurus kelistrikan saja, tetapi juga memikirkan perkembangan UMKM sebagai bagian dari tanggungjawab lingkungan. Bahkan saat ini sudah memiliki tempat khusus untuk usaha kecil, di kawasan megamas untuk disediakan bagi UMKM mau mengembangkan usahanya dengan berjualan, bisa menggunakan tempat itu.
Konten kreator Yudistira Sondakh, mengatakan sebagai konten kreator, harus menguasai sebanyak mungkin orang untuk menyelematakan kepuasan. Dan untuk melihat serta menonton hal yang berbeda dan harus yang unik sehingga bisa diperhatikan dan banyak disukai.
Acara tersebut, diisi juga dengan penampilan sanggat sembilan dari SMA 9 Manado, baca pusi oleh duta bahasa Nofikasari Gobel, serta pertunjukan lainnya.