Manado (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) Fernando Butarbutar mengatakan ada empat langkah pengendalian inflasi pangan di daerah tersebut.

"Upaya pengendalian inflasi pangan harus digencarkan dari stabilisasi harga pangan bergejolak, terlebih menjelang Natal-Tahun Baru," kata Fernando, di Manado, Selasa.

Fernando mengatakan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulut guna pengendalian inflasi menjelang Natal-Tahun Baru yakni pertama, keterjangkauan harga.

Melanjutkan Gerakan Pangan Murah dan Sidak Pasar, penyaluran Bantuan Pangan Beras kepada PKH oleh Bulog bekerja sama dengan Dinas Sosial, serta penguatan koordinasi dengan Satgas Pangan.

Kedua, Ketersediaan Pasokan yakni memastikan ketersediaan BBM bekerja sama dengan Pertamina, dan prioritas kendaraan angkutan pangan untuk mendapatkan BBM.

Ketiga, Komunikasi Efektif, pihaknya melakukan komunikasi kebijakan melalui pemuka agama dan melanjutkan penguatan Neraca Pangan.

Kemudian, Keempat yakni Kelancaran Distribusi, hal ini bisa dilakukan dengan subsidi ongkos angkut, salah satunya dengan fasilitas kendaraan angkut dari BI khususnya Manado dan sekitarnya.

Anggaran subsidi ongkos angkut dari Pemda, serta, bekerja sama dengan TNI AU/AL dengan mengerahkan pesawat Hercules untuk membawa cabai dari luar provinsi.

Dia menjelaskan berkaca pada kenaikan harga cabai dan pangan lainnya jelang Natal-Tahun Baru pada tahun 2018 dan 2019 lalu, Pemprov Sulut melakukan sinergi dengan TNI AU untuk melaksanakan tindakan penanggulangan inflasi dengan mendatangkan cabai rawit sebanyak ±60 ton dari Jawa Timur menggunakan pesawat Hercules.

Juga, katanya, pemanfaatan subsidi ongkos angkut penggunaan pesawat Hercules untuk mendatangkan cabai rawit dari daerah pemasok seperti Makassar dan Jatim sampai dengan Desember 2023.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024