Manado (ANTARA) - Balai besar pengawas obat dan makanan (BBPOM) Manado, melakukan penanaman seribu pohon mangrove, di Desa Tiwoho, Wori, Minahasa Utara, dalam rangka program nasional net zero Selasa. 

"Penanaman mangrove adalah bagian program nasional, net zero carbon programme, yang harus dilaksanakan semua lembaga negara, termasuk kami, dan hari ini Balai POM menanam mangrove serentak dari Aceh sampai ke Papua," Kata Kepala BBPOM Manado, Agus Yudi Prayudana, di Tiwoho, Selasa. 

Agus mengatakan, BBPOM Manado, menargetkan akan melakukan penanaman sampai 2025 nanti, dan untuk tahun ini, target penanaman seribu pohon, lalu 2024 nanti juga demikian, minimal seribu pohon sampai 2025 juga dengan jumlah yang minimal sama.  Penanaman mangrove di TIwoho (Jo/ANTARA) (1)
Dia menjelaskan penanaman mangrove dilakukan BBPOM adalah sebuah langkah kecil, untuk melestarikan alam demi anak cucu kedepannya. Mengikuti target pemerintah pada tahun 2060 nanti net zero emisi bisa tercapai. 

Dia juga menjelaskan, untuk penanaman, BBPOM Manado bekerja sama dengan balai taman nasional Bunaken, dan mendapatkan bibit mangrove dari balai pengelola daerah aliran sungai dan atas arahan balai taman nasional bunaken, pihaknya memilih Desa Tiwoho sebagai lokasi penanaman. 

"Kami menggunakan penanaman dengan sistem rumpun, dimana satu rumpun yang ditanam sekitar 20-50 batang pohon, maka ada 40 titik yang ditanami," katanya.  

Sementara Kepala balai taman nasional Bunaken, Nicholas Loli, mengatakan, pihaknya memilih Tiwoho sebagai lokasi, penanaman mangrove, karena di wilayah itu langsung ada pemukiman penduduk, dan menghadap ke laut luas.  Foto bersama usai menanam mangrove di TIwoho (Jo/ANTARA) (1)
Jadi kata Loli, jika cuaca ekstrem melanda, seperti angin kencang dan badai, maka desa tersebut tetap terlindungi, karena hampir seluruhnya dikelilingi oleh mangrove, dan dengan adanya penanaman oleh BBPOM Manado, maka semakin membantu masyarakat. 

"Bukan hanya dari sisi ekologi yang baik, karena bisa mencegah abrasi, tetapi juga dari segi ekonomi, karena bisa membangkitkan potensi di desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. 

Sementara Kepala Desa Tiwoho, Wenny Olvi Mirah, menyampaikan terima kasihnya kepada BBPOM atas kepedulian terhadap wilayah tersebut, sekaligus menjadi motivasi kepada masyarakat semakin giat menanam mangrove. 

Wenny mengakui kalau selama ini, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tinggi, sebab melakukan penanaman secara berkelanjutan, dan sejak 1993 penanaman rutin dilakukan penduduk, yang tergabung dalam kelompok tani. 
  Penanaman mangrove di TIwoho (Jo/ANTARA) (1)
"Bukan hanya penduduk dewasa, tetapi yang masih muda terutama anak-anak, sudah diberikan pemahaman tentang menanam mangrove, bahkan masuk dalam kurikulum di sekolah dalam muatan lokal, sehingga bisa melakukan penanaman secara berkelanjutan,"katanya. 





 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024