Manado (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), melakukan percepatan penurunan angka stunting untuk memenuhi target nasional di tahun 2024 sebesar 14 persen.
"Kami mengapresiasi jajaran BKKBN Sulut dan Dinas PPKB Kepulauan Sitaro yang memprakarsai kegiatan bernilai penting ini, terutama dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan kampung keluarga berkualitas dalam upaya percepatan penurunan stunting," kata Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi EB Oroh di Ondong-Sitaro, Selasa.
Perwakilan BKKBN Sulut menggelar 'Orientasi Kampung KB dan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting'.
Dari program itu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pengelolaan tingkat desa tentang upaya penanganan stunting sebagai wujud komitmen bersama menjawab tantangan yang dihadapi.
Pemkab, kata dia, menggencarkan program 'Gerakan Sitaro Edukasi InterVensi Anak Stunting (GESIT EVA'S) dalam rangka menekan angka prevalensi stunting.
"Diharapkan dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, setiap anak akan mendapatkan perawatan serta dukungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang sehat.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Sitaro sebesar 14,4 persen, angka itu turun 8,1 persen dari prevalensi tahun 2021 yaitu sebesar 22,5 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Diano Tino Tandaju mengatakan saat ini terdapat beberapa hal penting dalam pengelolaan 'Program Bangga Kencana' sehingga memerlukan akselerasi partisipasi dan peran serta seluruh mitra kerja terutama di Kepulauan Sitaro.
Bila melihat hasil pengukuran bulan Februari 2023 melalui elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) masih terdapat 20 anak (0,58 persen dari 3.421 anak yang diukur) yang dikategorikan sebagai stunting.
Berdasarkan hasil pemutakhiran data 'Pendataan Keluarga 2022', di Kabupaten Kepulauan Sitaro masih terdapat 4.311 keluarga yang berisiko stunting.
"Karena itu kelompok masyarakat terutama yang berada di Kampung Keluarga Berkualitas perlu diberdayakan sehingga bersama-sama dengan tim pendamping keluarga dapat melakukan pendampingan bagi anak dan keluarga yang berisiko stunting," kata Diano.
Hadir dalam kegiatan orientasi tersebut Kepala Dinas PPPA, PP dan KB Fabiola Papona, Ketua TP-PKK Kabupaten Kepulauan Sitaro Maja Eva Oroh Rumengan, Sekda Sitaro Denny Kondoj, kepala perangkat daerah, kepala bagian setda dan camat, kapitalau, ketua pokja kependudukan bersama tim BKKBN Sulut dan Satgas PPS Sulut.*
"Kami mengapresiasi jajaran BKKBN Sulut dan Dinas PPKB Kepulauan Sitaro yang memprakarsai kegiatan bernilai penting ini, terutama dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan kampung keluarga berkualitas dalam upaya percepatan penurunan stunting," kata Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi EB Oroh di Ondong-Sitaro, Selasa.
Perwakilan BKKBN Sulut menggelar 'Orientasi Kampung KB dan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting'.
Dari program itu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pengelolaan tingkat desa tentang upaya penanganan stunting sebagai wujud komitmen bersama menjawab tantangan yang dihadapi.
Pemkab, kata dia, menggencarkan program 'Gerakan Sitaro Edukasi InterVensi Anak Stunting (GESIT EVA'S) dalam rangka menekan angka prevalensi stunting.
"Diharapkan dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, setiap anak akan mendapatkan perawatan serta dukungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang sehat.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Sitaro sebesar 14,4 persen, angka itu turun 8,1 persen dari prevalensi tahun 2021 yaitu sebesar 22,5 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Diano Tino Tandaju mengatakan saat ini terdapat beberapa hal penting dalam pengelolaan 'Program Bangga Kencana' sehingga memerlukan akselerasi partisipasi dan peran serta seluruh mitra kerja terutama di Kepulauan Sitaro.
Bila melihat hasil pengukuran bulan Februari 2023 melalui elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) masih terdapat 20 anak (0,58 persen dari 3.421 anak yang diukur) yang dikategorikan sebagai stunting.
Berdasarkan hasil pemutakhiran data 'Pendataan Keluarga 2022', di Kabupaten Kepulauan Sitaro masih terdapat 4.311 keluarga yang berisiko stunting.
"Karena itu kelompok masyarakat terutama yang berada di Kampung Keluarga Berkualitas perlu diberdayakan sehingga bersama-sama dengan tim pendamping keluarga dapat melakukan pendampingan bagi anak dan keluarga yang berisiko stunting," kata Diano.
Hadir dalam kegiatan orientasi tersebut Kepala Dinas PPPA, PP dan KB Fabiola Papona, Ketua TP-PKK Kabupaten Kepulauan Sitaro Maja Eva Oroh Rumengan, Sekda Sitaro Denny Kondoj, kepala perangkat daerah, kepala bagian setda dan camat, kapitalau, ketua pokja kependudukan bersama tim BKKBN Sulut dan Satgas PPS Sulut.*