Manado (ANTARA) - LSM Rakyat Anti Korupsi (RAKO) Sulut, mendesak Kejari Manado mempercepat pendalaman dugaan kasus korupsi pembangunan menara pandang, karena aroma penyimpangan sangat kuat tercium dari pembangunan yang menelan biaya lebih dari satu miliar itu.
"Kami sudah memeriksa semua sampai ke lokasi pembangunan di sekitar taman hutan rakyat Gunung Tumpa, dan menemukan hal yang mengejutkan," kata kata ketua LSM RAKO Sulut, Herianto di Manado.
Dia mengatakan, menemukan jalan masuk ke menara yang kedua, sudah tertutup dengan rumput-rumputan bahkan ada pohon tumbang, dan jalan naik ke tempat itu rusak.
Bahkan saking sulitnya menembus menanjak ke menara yang kedua, sampai ada timnya yang tergelincir sehingga maka dia yakin kalau pembangunan menara kedua itu tidak beres.
"Apalagi bangunannya belum jadi, dan terkesan sudah dibiarkan saja, dan menurut keterangan warga sekitar, menara kedua itu dibiarkan saja tak diselesaikan," katanya.
Karena itu dia mendesak agar Kejari Manado mempercepat pendalaman, agar bisa sampai ke tingkat penyidikan dengan cepat dan menyeret siapa saja yang terlibat dalam dugaan korupsi pembangunan menara, yang dibangun Dinas Pariwisata Manado itu.
Sementara Kepala Seksi Intelijen Kejari Manado, Hijran Safar, ketika dikonfirmasi mengatakan, pendalaman masih terus dilakukan, untuk memastikan apakah anggaran hanya sampai dibentukan menara itu atau memang ada yang diselewengkan.
"Tim khusus Kejari Manado masih melakukan pendalaman, kami pun sementara berkoordinasi dengan inspektorat Manado untuk mencocokkan berapa besaran anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan saat melakukan pemeriksaan," kata Hijran Safar.
Selain itu, Hijran mengatakan, tim khusus Kejari Manado pun melakukan pemeriksaan ke lokasi pembangunan, dan melihat bagaimana kondisi terakhir, apakah seperti yang dilaporkan atau bagaimana.
Pembangunan menara pandang tersebut dilakukan pada tahun 2022 oleh dinas pariwisata Kota Manado, dengan anggaran sekitar lebih dari satu miliar, karena satu menara tak selesai dibangun.
"Kami sudah memeriksa semua sampai ke lokasi pembangunan di sekitar taman hutan rakyat Gunung Tumpa, dan menemukan hal yang mengejutkan," kata kata ketua LSM RAKO Sulut, Herianto di Manado.
Dia mengatakan, menemukan jalan masuk ke menara yang kedua, sudah tertutup dengan rumput-rumputan bahkan ada pohon tumbang, dan jalan naik ke tempat itu rusak.
Bahkan saking sulitnya menembus menanjak ke menara yang kedua, sampai ada timnya yang tergelincir sehingga maka dia yakin kalau pembangunan menara kedua itu tidak beres.
"Apalagi bangunannya belum jadi, dan terkesan sudah dibiarkan saja, dan menurut keterangan warga sekitar, menara kedua itu dibiarkan saja tak diselesaikan," katanya.
Karena itu dia mendesak agar Kejari Manado mempercepat pendalaman, agar bisa sampai ke tingkat penyidikan dengan cepat dan menyeret siapa saja yang terlibat dalam dugaan korupsi pembangunan menara, yang dibangun Dinas Pariwisata Manado itu.
Sementara Kepala Seksi Intelijen Kejari Manado, Hijran Safar, ketika dikonfirmasi mengatakan, pendalaman masih terus dilakukan, untuk memastikan apakah anggaran hanya sampai dibentukan menara itu atau memang ada yang diselewengkan.
"Tim khusus Kejari Manado masih melakukan pendalaman, kami pun sementara berkoordinasi dengan inspektorat Manado untuk mencocokkan berapa besaran anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan saat melakukan pemeriksaan," kata Hijran Safar.
Selain itu, Hijran mengatakan, tim khusus Kejari Manado pun melakukan pemeriksaan ke lokasi pembangunan, dan melihat bagaimana kondisi terakhir, apakah seperti yang dilaporkan atau bagaimana.
Pembangunan menara pandang tersebut dilakukan pada tahun 2022 oleh dinas pariwisata Kota Manado, dengan anggaran sekitar lebih dari satu miliar, karena satu menara tak selesai dibangun.