Sitaro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) cegah masuknya daging babi dari luar daerah.
Hal ini dilakukan pasca ditemukan virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kepulauan Riau belum lama ini.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Richard Sasombo, Minggu, pada sejumlah wartawan menuturkan, ada pengiriman daging babi dari luar daerah dengan kapal laut.
“Aktifitas ini sudah lama, sebab dari Manado lebih gampang di dapat dan kadang lebih murah,” tutur Sasombo.
Meski demikian, dia mengungkapkan pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena tidak adanya Pos karantina atau pencegahan di pintu masuk pelabuhan.
“Sebelumnya kita pernah mengusulkan pos Karantina hewan dan Tanaman tapi tidak terealisasi karena keterbatasan anggaran,” kata Sasombo
Dia berharap, selain pemerintah, para penjual daging babi juga bisa mengedukasi diri dan sama sama menjaga produk, sehingga tidak ada dampak di kemudian hari yang merugikan.
“Kalau pemerintah dan penjual sama memperhatikan dipastikan daging itu aman dikonsumsi,” kuncinya.
Perlu diketahui, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan belum ada laporan mengenai penularan flu babi Afrika terhadap manusia di Indonesia.(*)
Hal ini dilakukan pasca ditemukan virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kepulauan Riau belum lama ini.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Richard Sasombo, Minggu, pada sejumlah wartawan menuturkan, ada pengiriman daging babi dari luar daerah dengan kapal laut.
“Aktifitas ini sudah lama, sebab dari Manado lebih gampang di dapat dan kadang lebih murah,” tutur Sasombo.
Meski demikian, dia mengungkapkan pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena tidak adanya Pos karantina atau pencegahan di pintu masuk pelabuhan.
“Sebelumnya kita pernah mengusulkan pos Karantina hewan dan Tanaman tapi tidak terealisasi karena keterbatasan anggaran,” kata Sasombo
Dia berharap, selain pemerintah, para penjual daging babi juga bisa mengedukasi diri dan sama sama menjaga produk, sehingga tidak ada dampak di kemudian hari yang merugikan.
“Kalau pemerintah dan penjual sama memperhatikan dipastikan daging itu aman dikonsumsi,” kuncinya.
Perlu diketahui, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan belum ada laporan mengenai penularan flu babi Afrika terhadap manusia di Indonesia.(*)