Manado (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara berharap masyarakat tetap mematuhi radius bahaya Gunung Karangetang.
"Kan statusnya hingga kini masih ditetapkan siaga level III. Artinya, masyarakat harus tetap waspada serta mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kepulauan Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Rabu.
Dia menyebutkan, koordinasi dengan personel Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang masih intensif dilakukan termasuk kemungkinan diturunkan statusnya ke waspada level II.
"Informasinya dalam waktu dekat akan diturunkan statusnya, kita masih menunggu saja bagaimana perkembangannya, yang pasti masyarakat harus tetap waspada untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Dari hasil pengamatan Pos PGA Karangetang pukul 06.00-12.00 WITA, secara visual gunung berkabut dengan asap kawah tidak teramati.
Terekam sebanyak dua kali gempa embusan dengan amplitudo 4-15 milimeter dengan durasi 18-20 detik, gempa hybrid/fase banyak sebanyak satu kali dengan amplitudo 12 milimeter, S-P 0 detik durasi delapan detik.
Selanjutnya, terekam gempa tektonik jauh sebanyak satu kali dengan amplitudo 40 milimeter, S-P : 13 detik dengan durasi 41 detik.
Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta 3,5 km pada sektor selatan dan tenggara.
Selain itu, PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Karangetang tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulut dan BPBD Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Selain itu, pada musim hujan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.
"Kan statusnya hingga kini masih ditetapkan siaga level III. Artinya, masyarakat harus tetap waspada serta mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kepulauan Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Rabu.
Dia menyebutkan, koordinasi dengan personel Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang masih intensif dilakukan termasuk kemungkinan diturunkan statusnya ke waspada level II.
"Informasinya dalam waktu dekat akan diturunkan statusnya, kita masih menunggu saja bagaimana perkembangannya, yang pasti masyarakat harus tetap waspada untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Dari hasil pengamatan Pos PGA Karangetang pukul 06.00-12.00 WITA, secara visual gunung berkabut dengan asap kawah tidak teramati.
Terekam sebanyak dua kali gempa embusan dengan amplitudo 4-15 milimeter dengan durasi 18-20 detik, gempa hybrid/fase banyak sebanyak satu kali dengan amplitudo 12 milimeter, S-P 0 detik durasi delapan detik.
Selanjutnya, terekam gempa tektonik jauh sebanyak satu kali dengan amplitudo 40 milimeter, S-P : 13 detik dengan durasi 41 detik.
Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta 3,5 km pada sektor selatan dan tenggara.
Selain itu, PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Karangetang tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulut dan BPBD Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Selain itu, pada musim hujan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.