Manado (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kabupaten Minahasa bersinergi mencegah dan mempercepat penurunan tengkes di daerah tersebut.
"Upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Minahasa Utara membutuhkan keterlibatan semua pihak," kata Ketua Pokja Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulut dr. Jeanny Y. Winokan MAP di Manado, Senin.
Data prevalensi tengkes Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2022 bersumber dari Survei Status Gizi (SSGI) mengalami kenaikan sebesar 1,4 persen.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang lebih intensif dan terpadu semua pihak, salah satunya dengan dikukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
"Komitmen bersama harus dibangun dan dilaksanakan dengan aksi nyata dalam penanggulangan stunting," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat, institusi, perusahaan, dan para pemangku kepentingan secara aktif terlibat dalam memberikan bantuan sebagai bentuk usaha pencegahan dan penanganan untuk tercapainya sasaran penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Bupati Minahasa Utara Joune Ganda mengatakan penurunan stunting menjadi tugas bersama karena persoalan serius nasional.
Dia menjelaskan tentang perlunya komitmen secara moral untuk menurunkan prevalensi menuju pencapaian "zero stunting".
"Kita berharap angka stunting harus diturunkan sehingga ke depannya daerah kita dapat melahirkan generasi yang berkualitas dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua Pokja Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulut dr. Jeanny Y. Winokan MAP mengukuhkan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, dilanjutkan dengan pengukuhan BAAS dan Keluarga Berisiko Stunting di kabupaten tersebut.
"Upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Minahasa Utara membutuhkan keterlibatan semua pihak," kata Ketua Pokja Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulut dr. Jeanny Y. Winokan MAP di Manado, Senin.
Data prevalensi tengkes Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2022 bersumber dari Survei Status Gizi (SSGI) mengalami kenaikan sebesar 1,4 persen.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang lebih intensif dan terpadu semua pihak, salah satunya dengan dikukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
"Komitmen bersama harus dibangun dan dilaksanakan dengan aksi nyata dalam penanggulangan stunting," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat, institusi, perusahaan, dan para pemangku kepentingan secara aktif terlibat dalam memberikan bantuan sebagai bentuk usaha pencegahan dan penanganan untuk tercapainya sasaran penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Bupati Minahasa Utara Joune Ganda mengatakan penurunan stunting menjadi tugas bersama karena persoalan serius nasional.
Dia menjelaskan tentang perlunya komitmen secara moral untuk menurunkan prevalensi menuju pencapaian "zero stunting".
"Kita berharap angka stunting harus diturunkan sehingga ke depannya daerah kita dapat melahirkan generasi yang berkualitas dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua Pokja Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulut dr. Jeanny Y. Winokan MAP mengukuhkan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, dilanjutkan dengan pengukuhan BAAS dan Keluarga Berisiko Stunting di kabupaten tersebut.