Manado, (ANTARA Sulut) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Olvie Atteng, mengatakan telah mengekspor tepung kelapa ke Selandia Baru pada awal bulan Agustus 2014 menyusul permintaan dari negara tersebut cukup tinggi.

"Tepung kelapa yang diekspor ke Selandia Baru sebanyak 12,7 ton dengan sumbangan devisa sebesar 31,815 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Olvie, di Manado, Rabu.

Dari sisi volume, katanya, ekspor tepung kelapa ke Selandia Baru tersebut memang masih sedikit dibandingkan negara pembeli lainnya di kawasan Eropa, namun terbukanya pasar ke negara tersebut menciptakan peluang ke depan.

"Ini hal menggembirakan, karena menandakan pasar Selandia Baru mulai tertarik pada komoditas yang saat ini menjadi salah satu andalan Sulut," katanya.

Selama ini pasar Selandia Baru, katanya, hanya tertarik beli komoditas biji pala, tetapi sekarang bertambah tepung kelapa.

Olvie mengatakan, ekspor tepung kelapa ke Selandia Baru tersebut diharapkan terus meningkat di waktu-waktu mendatang.

"Terbukanya pasar tepung kelapa ke negara tersebut merupakan peluang bagi Sulut mendorong ekspor komoditas andalan itu sehingga terus merambah ke lebih banyak negara di dunia," katanya.

Tepung kelapa merupakan salah satu komoditas Sulut yang tercatat terbanyak negara pembeli dibandingkan komoditas lainnya.

"Pasar tepung kelapa Sulut merambah bukan hanya di kawasan Eropa, tetapi juga Asia, Amerika, Australia, Eropa hingga Afrika," katanya.

Kalau dibandingkan dengan produk turunan kelapa lainnya semisal minyak kelapa kasar atau Crude Coconut Oil (CCO), maka tepung kelapa memang lebih banyak penetrasinya karena berhasil diekspor ke berbagai negara, hanya saja dari sisi volume dan nilai masih kalah banyak dibanding CCO, yang selama ini dikenal sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor Sulut, katanya.
(guntur/@antarasulut.com)

Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024