Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melakukan akselerasi menurunkan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024, bersinergi dengan para pemangku kepentingan di daerah.
"Angka stunting sebesar 14 persen adalah target nasional di tahun 2024 sebagaimana yang ditetapkan pemerintah," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Sulut, Lynda Watania di Manado, Jumat.
Menurut dia, banyak pihak yang bersinergi mengambil peran menurunkan angka stunting, di antaranya jajaran TNI-Polri, pemerintah kabupaten dan kota, BKKBN serta pihak lainnya.
Saat ini menurut dia, prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut berada pada angka 18 persen.
"Jadi bisa kita kejar angka 14 persen dengan program yang terencana dan terukur, di samping dukungan para pihak dan masyarakat," katanya.
"Intervensinya bisa dilakukan melalui program komunikasi, informasi dan edukasi, gizi bahkan KB," ujarnya.
Sebagaimana data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi angka stunting di Provinsi Sulut berada pada angka 21,6 persen. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mempunyai angka stunting tertinggi dibandingkan kabupaten dan kota lainnya, yakni 37,4 persen.
Sementara Kabupaten Bolaang Mongondow 26,6 persen, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (26,4 persen), Kabupaten Kepulauan Talaud (25,8 persen), Kabupaten Minahasa Tenggara (25,5 persen) serta Kota Kotamobagu (25,1 persen).
Daerah dengan prevalensi angka stunting paling rendah adalah Kabupaten Minahasa sebesar 17,5 persen.
"Angka stunting sebesar 14 persen adalah target nasional di tahun 2024 sebagaimana yang ditetapkan pemerintah," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Sulut, Lynda Watania di Manado, Jumat.
Menurut dia, banyak pihak yang bersinergi mengambil peran menurunkan angka stunting, di antaranya jajaran TNI-Polri, pemerintah kabupaten dan kota, BKKBN serta pihak lainnya.
Saat ini menurut dia, prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut berada pada angka 18 persen.
"Jadi bisa kita kejar angka 14 persen dengan program yang terencana dan terukur, di samping dukungan para pihak dan masyarakat," katanya.
"Intervensinya bisa dilakukan melalui program komunikasi, informasi dan edukasi, gizi bahkan KB," ujarnya.
Sebagaimana data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi angka stunting di Provinsi Sulut berada pada angka 21,6 persen. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mempunyai angka stunting tertinggi dibandingkan kabupaten dan kota lainnya, yakni 37,4 persen.
Sementara Kabupaten Bolaang Mongondow 26,6 persen, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (26,4 persen), Kabupaten Kepulauan Talaud (25,8 persen), Kabupaten Minahasa Tenggara (25,5 persen) serta Kota Kotamobagu (25,1 persen).
Daerah dengan prevalensi angka stunting paling rendah adalah Kabupaten Minahasa sebesar 17,5 persen.