Minahasa (ANTARA) - Irjen Kementerian Pertanian (Kementan) Jan S Maringka optimistis tanaman stevia dan porang akan menjadi komoditas unggulan ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke depan.
"Tanah lahan perkebunan stevia di Tondano, Sulawesi Utara, ini cocok bahkan diklaim paling bagus di dunia," kata Irjen Maringka di Minahasa, Senin.
Ia mengatakan kebutuhan stevia di Korea Selatan cukup banyak yaitu sekitar 200 ton, namun yang baru terpenuhi dalam ekspor perdana baru dua ton.
"Artinya market dari komoditas Stevia ini cukup besar dan membuka peluang ekspor yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga menjadi daya ungkit bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Irjen Maringka yakin apabila pengembangan tanaman Stevia ini dilakukan terencana, terprogram, dan mampu memenuhi standar kebutuhan pasar ekspor di luar negeri, komoditas ini akan menjadi calon raksasa ekspor komoditas pertanian di provinsi ujung utara Sulawesi tersebut.
Ia mengatakan petani yang mendaftar dan bermitra dengan perusahaan Bejana Kasih sudah 2000-an dan target lahan yang akan ditanami seluas 120 hektare.
"Kami juga berharap Karantina Pertanian ikut membantu investor, membantu petani agar mampu memenuhi standar kebutuhan ekspor, termasuk di dalamnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan komoditas ini," harapnya.
Begitupun, lanjutnya, dengan komoditas tanaman porang yang terus dikembangkan di Sulawesi Utara dan kini sedang membangun pabrik olahan menjadi tepung. Saat ini, kata dia, kapasitas pabrik butuh lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1.500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
"Masih butuh lahan cukup luas, 200 hektare ini sudah terdaftar ke teman-teman pelaku usaha," katanya.
"Tanah lahan perkebunan stevia di Tondano, Sulawesi Utara, ini cocok bahkan diklaim paling bagus di dunia," kata Irjen Maringka di Minahasa, Senin.
Ia mengatakan kebutuhan stevia di Korea Selatan cukup banyak yaitu sekitar 200 ton, namun yang baru terpenuhi dalam ekspor perdana baru dua ton.
"Artinya market dari komoditas Stevia ini cukup besar dan membuka peluang ekspor yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga menjadi daya ungkit bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Irjen Maringka yakin apabila pengembangan tanaman Stevia ini dilakukan terencana, terprogram, dan mampu memenuhi standar kebutuhan pasar ekspor di luar negeri, komoditas ini akan menjadi calon raksasa ekspor komoditas pertanian di provinsi ujung utara Sulawesi tersebut.
Ia mengatakan petani yang mendaftar dan bermitra dengan perusahaan Bejana Kasih sudah 2000-an dan target lahan yang akan ditanami seluas 120 hektare.
"Kami juga berharap Karantina Pertanian ikut membantu investor, membantu petani agar mampu memenuhi standar kebutuhan ekspor, termasuk di dalamnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan komoditas ini," harapnya.
Begitupun, lanjutnya, dengan komoditas tanaman porang yang terus dikembangkan di Sulawesi Utara dan kini sedang membangun pabrik olahan menjadi tepung. Saat ini, kata dia, kapasitas pabrik butuh lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1.500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
"Masih butuh lahan cukup luas, 200 hektare ini sudah terdaftar ke teman-teman pelaku usaha," katanya.