Manado (ANTARA) - Direktur RS Cantia Tompasobaru dr James Komaling mengatakan sangat penting memberikan edukasi penyakit jantung kepada masyarakat sejak sekolah dasar (SD).
"Melihat tingginya penyakit jantung di Indonesia, maka pencegahan yang berbentuk edukasi serta pendidikan perlu dilakukan sejak dini, setidaknya mulai dari tingkat sekolah minimal sejak kelas 4 SD," kata dr James di Manado, Kamis.
Dia mengatakan hal ini agar bisa menjadi tanda awas sejak dini akan bahaya perilaku yang bisa membuat meningkatnya penyakit jantung.
Apalagi, katanya, banyak anak-anak yang masih mengenyam pendidikan sembilan tahun, tapi sudah mengkonsumsi rokok, padahal prilaku tersebut bisa menimbulkan penyakit jantung.
Edukasi ini, katanya, bisa diprogramkan sehingga meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit jantung.
Tentu, katanya, upaya ini tidaklah instan dengan melihat perilaku siswa saat ini yang sering terlihat menggunakan rokok baik elektronik maupun tembakau yang menjadi populer di kalangan siswa.
Apalagi, katanya, rokok sangat mudah didapatkan di warung serta supermarket tanpa pembatasan umur yang jelas dalam pembelian produk-produk tersebut.
"Tapi, tentu cita-cita kita bersama akan mewujudkan Indonesia Sehat," katanya.
Penyakit jantung adalah penyakit yang sangat berbahaya jika tidak disadari dan diketahui gejala dan penyebab serta faktor resiko yang ada, yang di dalamnya berkaitan dengan beberapa faktor yaitu usia, diet, jenis kelamin, metabolik dan masih banyak lagi.
James mengatakan jantung juga dikenal sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam karena menyerang secara tiba-tiba dan bisa mengakibatkan kematian.
Angka kematian yang disebabkan oleh Penyakit jantung koroner (PJK) di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020).
"Melihat tingginya penyakit jantung di Indonesia, maka pencegahan yang berbentuk edukasi serta pendidikan perlu dilakukan sejak dini, setidaknya mulai dari tingkat sekolah minimal sejak kelas 4 SD," kata dr James di Manado, Kamis.
Dia mengatakan hal ini agar bisa menjadi tanda awas sejak dini akan bahaya perilaku yang bisa membuat meningkatnya penyakit jantung.
Apalagi, katanya, banyak anak-anak yang masih mengenyam pendidikan sembilan tahun, tapi sudah mengkonsumsi rokok, padahal prilaku tersebut bisa menimbulkan penyakit jantung.
Edukasi ini, katanya, bisa diprogramkan sehingga meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit jantung.
Tentu, katanya, upaya ini tidaklah instan dengan melihat perilaku siswa saat ini yang sering terlihat menggunakan rokok baik elektronik maupun tembakau yang menjadi populer di kalangan siswa.
Apalagi, katanya, rokok sangat mudah didapatkan di warung serta supermarket tanpa pembatasan umur yang jelas dalam pembelian produk-produk tersebut.
"Tapi, tentu cita-cita kita bersama akan mewujudkan Indonesia Sehat," katanya.
Penyakit jantung adalah penyakit yang sangat berbahaya jika tidak disadari dan diketahui gejala dan penyebab serta faktor resiko yang ada, yang di dalamnya berkaitan dengan beberapa faktor yaitu usia, diet, jenis kelamin, metabolik dan masih banyak lagi.
James mengatakan jantung juga dikenal sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam karena menyerang secara tiba-tiba dan bisa mengakibatkan kematian.
Angka kematian yang disebabkan oleh Penyakit jantung koroner (PJK) di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020).