Manado, 15/5 (AntaraSulut) - Gubernur Sulawesi Utara, Dr Sinyo Harry Sarundajang mengatakan, berdasarkan penelitian pakar, terumbu karang dapat menurunkan suhu panas bumi (global warming), karena terumbu karang dibungkus oleh fitoplankton yang mampu mengeluarkan zat C02.

Ternyata zat CO2 ini mampu menurunkan panas bumi, jika ditarik lebih jauh lagi hal itu berkaitan dengan "food security", dimana global warming dapat mengakibatkan gagal panen yang berimbas pada ketersediaan pangan dunia, kata Gubernur Sarundajang di Manado, Kamis.

Gubernur menjelaskan tentang terumbu karang sehubungan pemerintah Provinsi Sulut menjadi tuan rumah pelaksanaan World Coral Reef Conference (WCRC) 14 - 17 Mei 2014 di Manado. Iven internasional itu secara resmi akan dibuka Wakil Presiden RI Boediono pada 16 Mei 2014.

Konfrensi terumbu karang itu melibatkan para pakar dan dunia bisnis serta birokrat utusan dari sejumlah negara sahabat, antara lain Argentina, Amerika Serikat, Australia, Brazil, Belanda, China, Finlandia, Gambia, Inggris, Irak, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Norwegia, Pakistan, Perancis, Philipina , Seychelles, Thailand, Uganda dan Vietnam.

Gubernur Sarundajang menyebutkan tiga permasalahan penting terkait dengan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan, pertama konservasi terumbu karang harus terus disosialisasikan.

Kedua terbatasnya pemahaman masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), dan ketiga persetujuan publik untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam terus digalakkan.

Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya peraturan yang dibuat agar pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan agar lebih teratur, terintegrasi dan bertanggungjawab sehingga sumber daya ini bisa lestari dan berkelanjutan, ujar Gubernur. ***3***


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024