Manado, (AntaraSulut) – Pendidikan kontekstual terbukti berdampak positif di berbagai wilayah Indonesia. Pendekatan yang berupaya menjawab kebutuhan masyarakat sesuai tantangannya masing-masing ini telah diterapkan oleh Wahana Visi Indonesia bersama mitranya; Dinas Pendidikan, beragam yayasan pembina sekolah dan guru di belasan kabupaten. Secara khusus, pendidikan kontekstual di Sambas – Kalimantan Barat, berhasil meraih MDG Award 2013. Penghargaan ini disampaikan dalam malam apresiasi yang digelar oleh Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Millennium Development Goals (MDG) di Djakarta.
 
Pendidikan kontekstual kian berkembang mengingat perlunya penyesuaian muatan kurikulum nasional dengan kondisi berbagai area berbeda di seluruh Indonesia. Isu kerusakan lingkungan di Sambas mendorong Wahana Visi bersama PEMDA setempat membina generasi penerus yang memiliki kedekatan dan kesadaran lingkungan melalui Sekolah Hijau.
  
Pendekatan ini disepakati oleh para tenaga pengajar dan kepala daerah setempat dapat menegakkan kembali karakter yang positif melalui proses pembelajaran di sekolah, misalnya membangun budaya menjaga kebersihan dan memelihara lingkungan. Lebih lanjut lagi, Sekolah Hijau juga dikembangkan untuk membangun karakter intrisik seperti saling menghargai, toleransi, semangat kebersamaan, dan kreativitas.       

“Dalam waktu kurang lebih dua tahun, pendekatan pembelajaran ini terbukti menghasilkan perubahan positif yang signifikan. Angka kehadiran siswa dan pencapaian akademis menunjukkan peningkatan, kreativitas, interaktivitas dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran berkembang dengan luar biasa. Demikian juga dengan partisipasi dan keterlibatan orangtua dalam mendukung kegiatan sekolah dan kegiatan belajar siswa di rumah,” ujar David Ola Kia, Education Team Leader World Vision Indonesia.  

Dalam momentum yang sama, pendidikan kontekstual di Sikka – NTT turut menjadi juara dua MDG Award. Bedanya, di Sikka pendekatan ini dikenal dengan Pendidikan “Kulababong” (semangat musyawarah untuk mufakat) yang mendekatkan proses pembelajaran berbasis kearifan dan nilai-nilai budaya lokal untuk menjawab tantangan merosotnya karakter positif dan lunturnya budaya dan jati- diri penduduk asli Sikka. Tepat setahun lalu, Pendidikan Harmoni Poso yang berupaya membangun harmonisasi diri, sesama, dan alam, meraih juara dua MDG Award kategori pendidikan.  

“Pendidikan kontekstual terbukti mampu menjawab tantangan sosial di berbagai wilayah. Pendekatan ini mendukung bahkan memperkuat implementasi kurikulum nasional 2013. Kearifan lokal Indonesia merupakan kekayaan budaya yang perlu kita jaga bersama. Sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada anak, kami percaya bahwa proses belajar mengajar selayaknya menjadi kenikmatan dan bukan 
  

Pewarta : Nancy Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024