Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara Diano T. Tandaju mengatakan institusinya secara gencar mengampanyekan penurunan angka tengkes (stunting) di daerah itu.
"Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah Gebyar Pelayanan KB Sejuta Akseptor, ini kegiatan BKKBN pusat yang dilaksanakan di daerah," ujar dia di Manado, Selasa.
Menurut dia, peran keluarga-keluarga muda mencegah penyakit tengkes ini sebagai sentral sehingga penting diberikan pemahaman terkait dengan stunting tersebut kepada mereka.
"Salah satu kegiatan dalam gebyar ini adalah konseling dan pelayanan kontrasepsi. Keluarga-keluarga muda butuh untuk merencanakan kehamilan melalui penggunaan alat kontrasepsi yang tepat," ujarnya.
BKKBN Sulut terus berupaya maksimal menurunkan angka tengkes di provinsi tersebut melalui kerja sama lintas sektor.
"Pemerintahan saat ini menargetkan angka stunting di tahun 2024 prevalensinya sebesar 14 persen. Bila kita mampu menurunkan angka stunting di Sulut maka akan berkontribusi untuk nasional," katanya.
Sebagaimana data yang dirilis survei berskala nasional melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka prevalensi stunting di Sulut sebesar 21,6 persen.
Pemprov Sulut menargetkan prevalensi angka stunting di daerah berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut, di bawah 14 persen pada tahun 2024.
Kegiatan Gebyar Pelayanan KB Sejuta Akseptor akan dilaksanakan di Kota Manado, Rabu (15/6). Dalam kegiatan itu, dilaksanakan juga pemeriksaan dan pelayanan kesehatan umum, pemeriksaan mata dan pelayanan kaca mata gratis serta rujukan, vaksinasi dan gelar dagang.
"Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah Gebyar Pelayanan KB Sejuta Akseptor, ini kegiatan BKKBN pusat yang dilaksanakan di daerah," ujar dia di Manado, Selasa.
Menurut dia, peran keluarga-keluarga muda mencegah penyakit tengkes ini sebagai sentral sehingga penting diberikan pemahaman terkait dengan stunting tersebut kepada mereka.
"Salah satu kegiatan dalam gebyar ini adalah konseling dan pelayanan kontrasepsi. Keluarga-keluarga muda butuh untuk merencanakan kehamilan melalui penggunaan alat kontrasepsi yang tepat," ujarnya.
BKKBN Sulut terus berupaya maksimal menurunkan angka tengkes di provinsi tersebut melalui kerja sama lintas sektor.
"Pemerintahan saat ini menargetkan angka stunting di tahun 2024 prevalensinya sebesar 14 persen. Bila kita mampu menurunkan angka stunting di Sulut maka akan berkontribusi untuk nasional," katanya.
Sebagaimana data yang dirilis survei berskala nasional melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka prevalensi stunting di Sulut sebesar 21,6 persen.
Pemprov Sulut menargetkan prevalensi angka stunting di daerah berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut, di bawah 14 persen pada tahun 2024.
Kegiatan Gebyar Pelayanan KB Sejuta Akseptor akan dilaksanakan di Kota Manado, Rabu (15/6). Dalam kegiatan itu, dilaksanakan juga pemeriksaan dan pelayanan kesehatan umum, pemeriksaan mata dan pelayanan kaca mata gratis serta rujukan, vaksinasi dan gelar dagang.