Manado,  (Antara) - Umat katolik diminta untuk tidak apatis terhadap pemilihan umum(Pemilu) yang akan berlangsung 9 April 2014 mendatang, tetapi justru diharapkan berperan aktif dan menghindarkan dari sikap golput.

"Politik sebagai suatu panggilan suci karena itu hendaknya dengan kebesaran jiwa dan kesetiaan memupuk cinta tanah air dan tanpa berpandangan picik ikut berpartisipasi dalam Pemilu," kata Sekretaris Keuskupan Manado, Pastor Dr Johanis Montolalu, Pr di Manado, Kamis.

Ikut serta dalam Pemilu baik sebagai calon legislatif atau pemimpin bangsa maupun sebagai masyarakat pemilih, kata Pastor Montolalu, berarti ikut berjuang untuk kesejahteraan bersama dan ini juga artinya tidak menodai panggilan suci.

"Sebagai seseorang yang telah menerima sakramen baptis dan diteguhkan dengan penguatan Roh Kudus dalam sakramen krisma, maka kita harus berupaya menjadikan bangsa ini suci dan ini bisa terjadi kalau semua berperan menentukan nasib bangsa ke depan melalui Pemilu," kata Pastor Montolalu.

Semua warga negara berhak ikut serta menentukan hidup kenegaraan, dan bagi gereja, mitra utama adalah rakyat yang bernegara, karena itu gereja memperjuangkan masyarakat partisipatoris.

"Partisipasi aktif para warga masyarakat secara perorangan maupun bersama-sama dalam kehidupan dan pemerintahan negara agar mereka dapat bertanggungjawab terhadap politik negara," kata Pastor Montolalu mengutip salah satu ajaran gereja.

Sementara terhadap orang Katolik yang mencalonkan diri baik legislatif maupun eksekutif, kata Pastor Montolalu, gereja menyambut positif sebab merupakan sesuatu yang amat luhur.

Karena itu, gereja Katolik berharap para calon pemimpin bangsa ke depan agar mengedepankan sikap mau melayani dengan kerendahan hati.

Dalam pandangan kristen melayani tidak merendahkan, melainkan mengangkat orang lain membuatnya sama dengan Kristus, Tuhan dan guru.







Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024