Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan program transformasi yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan pelat merah telah menghasilkan kenaikan laba bersih hampir 1.000 persen dari sebelumnya Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp126 triliun pada 2021.
"Ini semua karena transformasi yang dilakukan oleh BUMN baik itu transformasi sumber daya manusia, teknologi, finansial, dan model bisnis," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
"Ini semua karena transformasi yang dilakukan oleh BUMN baik itu transformasi sumber daya manusia, teknologi, finansial, dan model bisnis," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Selain program transformasi yang dijalankan dengan baik, jelas Arya, kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pelat merah itu turut mendukung kenaikan laba bersih pada tahun lalu.
Menurut dia, pemulihan yang dialami oleh BUMN dari fase sebelum pandemi menjadi setelah pandemi juga turut mendorong kenaikan laba bersih tersebut.
"Kontribusi ini diberikan oleh sektor perbankan, telekomunikasi, tambang, perkebunan, dan farmasi... dengan bukti ini, transformasi yang ada saat ini ada di track yang benar dan akan diteruskan," kata Arya.
Pada 2021, total pendapatan BUMN mencapai Rp1.983 triliun atau setara 99 persen dari pendapatan APBN. Adapun total pajak, dividen, dan penerimaan negara bukan pajak yang diberikan BUMN secara konsolidasi mencapai Rp371 triliun.
Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengapresiasi capaian Kementerian BUMN dalam meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah meski di tengah tantangan pandemi.
Menurutnya, kepemimpinan Erick Thohir dalam mengelola BUMN telah berhasil melampaui sejumlah target yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyampaikan bahwa Menteri Erick berhasil mencatatkan sejarah dengan laporan keuangan BUMN yang terkonsolidasi.