Lebak (ANTARA) -
Baca juga: BPBD Lebak minta warga untuk waspadai hujan lebat berpotensi banjir
Baca juga: BI promosikan produk UMKM Sulawesi Utara di Jakarta
Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) melakukan digitalisasi untuk memasarkan produknya, sehingga dapat memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
"Kita sampai hari ini sekitar 10 persen dari 117.269 UMKM yang memasarkan produknya melalui digitalisasi, " kata Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa saat meninjau produksi labeur jahe di Galeri Sentral Lebak ( GSL) Rangkasbitung, Lebak, Senin.
Ia mengakui, banyak pelaku UMKM di Kabupaten Lebak memasarkan produknya masih secara konvensional dan belum menggunakan teknologi digital. Karena itu, pemerintah daerah setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk pelatihan digitalisasi kepada para pelaku UMKM.
Pelatihan digitalisasi itu agar dapat memahami broadcasting, bisnis e-commerce, digital content, E-learning dan bisnis afiliasi.
Selain itu juga bagaimana cara memosting produk UMKM hingga ke aplikasi media sosial, seperti Marketplace, Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, Facebook, Instagram Twitter dan YouTube.
Selain itu juga bagaimana cara memosting produk UMKM hingga ke aplikasi media sosial, seperti Marketplace, Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, Facebook, Instagram Twitter dan YouTube.
"Kami berharap melalui pemasaran digitalisasi dapat mendongkrak omzet pendapatan, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, di era digitalisasi seperti sekarang ini diharapkan para pelaku UMKM bisa lebih berinovasi dengan memanfaatkan jejaring pasar secara online untuk akses pemasaran.
Pelaku UMKM harus melek digital sehingga dapat memperluas pemasaran dan tidak lagi mengandalkan pasar konvensional.
Untuk tahun ini, kata dia, pelaku UMKM yang mendapat program pelatihan digitalisasi sebanyak 40 pelaku usaha. Program pelatihan digitalisasi itu berharap produk UMKM lokal bisa naik kelas dan bisa bersaing di pasar domestik dan global. "Kita jangan sampai pelaku UMKM itu tidak mengenal teknologi digitalisasi, " ujarnya.
Sementara itu, seorang pelaku UMKM, Umsaroh, yang memproduksi Batik Chanting Pradana mengatakan pihaknya sangat terbantu pemasaran dengan memanfaatkan digitalisasi sehingga banyak permintaan dari beberapa daerah di Indonesia.
Pemasaran dengan teknologi digital dilakukannya secara broadcasting maupun online, sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi. "Kami memanfaatkan digitalisasi setelah mengikuti peserta pelatihan digital yang dilakukan oleh pemerintah daerah, " katanya.
Pemasaran dengan teknologi digital dilakukannya secara broadcasting maupun online, sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi. "Kami memanfaatkan digitalisasi setelah mengikuti peserta pelatihan digital yang dilakukan oleh pemerintah daerah, " katanya.
Baca juga: BPBD Lebak minta warga untuk waspadai hujan lebat berpotensi banjir
Baca juga: BI promosikan produk UMKM Sulawesi Utara di Jakarta